REPUBLIKA.CO.ID, MOMBASA--Ratusan Muslim di Mombasa, Kenya melaksanakan shalat dzuhur berjamaah untuk pertama kalinya, setelah masjid dibuka kembali. Sejatinya tempat peribadatan di Kenya telah beroperasi kembali pada 13 Maret lalu, setelah ditutup selama hampir tiga bulan, namun sebagian masjid besar masih belum dibuka.
Ustadz Khalfan Kea, seorang anggota komite rumah ibadah mengatakan, mereka telah mematuhi peraturan yang diberlakukan oleh pemerintah melalui konsultasi dengan Dewan Antaragama, dan memastikan para pengikut setia menjaga jarak sosial, mencuci tangan mereka, mengenakan topeng.
"Temperatur jemaah juga diambil ketika mereka memasuki area masjid. Jamaah di bawah umur dan lansia juga diminta untuk kembali ke rumah," jelas Kea yang dikutip di Allafrica, Rabu (15/7).
Setiap jamaah, kata dia, juga diwajibkan mengenakan masker selama prosesi beribadah berlangsung. Selain membatasi kouta jamaah, tidak lebih dari 100 orang, jamaah juga diharuskan menjaga jarak sosial, 1,5 meter.
"Di bawah protokol baru yang dikeluarkan oleh pemerintah, jamaah juga didorong untuk membawa sajadah doa mereka sendiri, dan masjid akan difumigasi secara teratur," tambahnya.
Kea menjelaskan, meski masjid telah dibuka kembali, namun fasilitas toilet akan tetap ditutup. Dia juga meminta para jamaah untuk berwudhu di rumah masing-masing.
Mengingat, sholat Jumat yang memakan durasi lebih lama, sekitar satu jam atau lebih. Pemerintah Kenya dalam pedoman terbarunya, hanya mengizinkan beberapa masjid dengan kapasitas mumpuni untuk menggelar sholat Jumat.
Disisi lain, Sebuah pemeriksaan oleh Negara di Kabupaten Mombasa, mengungkapkan bahwa sebagian besar masjid yang belum dibuka kembali, salah satunya Masjid Ummu Kulthum, Masjid Mbaruk dan Masjid Konzi. Hanya Masjid Musa di Majengo yang terbuka untuk sholat.
Wakil Ketua Nasional Dewan Muslim Muslim Kenya (Supkem) Muhdhar Hitamy mengatakan pedoman baru sedang dalam uji coba sebelum divalidasi. Dia mengatakan proses validasi akan dilakukan oleh Dewan Antaragama, yang akan berlangsung di Kilifi hari ini (Rabu, (15/7)) sebelum pindah ke Kwale besok, Kamis (16/7) dan diakhiri di Mombasa pada Jumat (17/7).
"Ini adalah fase pertama dari pedoman yang akan ditaati terlebih dahulu dan akan divalidasi sebelum dewan menasehati pemerintah dalam perjalanan ke depan," kata Sheikh Hitamy.
Ulama itu mencatat bahwa masjid tidak wajib dibuka kembali, jika tidak mampu mengikuti segala protokol yang ditetapkan dalam pedoman kesehatan terbaru.
"Anda dapat memilih keluar jika Anda pikir Anda tidak dapat mengikuti semua protokol yang diperlukan. Kami tahu itu adalah tantangan dan itulah sebabnya kami mengatakan itu tidak wajib bagi masjid untuk dibuka. Kita harus menjaga diri kita sendiri," tambahnya.
Komite Masjid Jamia di Nairobi, mengumumkan bahwa mereka tidak akan membuka masjid kembali, karena menganggap pedoman yang dikeluarkan untuk membatasi shalat sampai 100 orang per sesi tidak praktis.
Sumber:
https://allafrica.com/stories/202007150093.html