Sabtu 18 Jul 2020 15:46 WIB

Dunia Catat Satu Juta Kasus Baru Covid-19 dalam 100 Jam

AS melaporkan rekor global harian lebih dari 77 ribu infeksi baru pada Kamis lalu.

Rep: Rahayu Marini Hakim/ Red: Ani Nursalikah
Dunia Catat Satu Juta Kasus Baru Covid-19 dalam 100 Jam. Ratusan orang berbaris menunggu tes Covid-19 di Montreal, Kanada, Rabu (15/7). Pejabat medis Kanada mengungkapkan kenaikan jumlah kasus di negara itu semakin mengkhawatirkan.
Foto: Ryan Remiorz/The Canadian Press via AP
Dunia Catat Satu Juta Kasus Baru Covid-19 dalam 100 Jam. Ratusan orang berbaris menunggu tes Covid-19 di Montreal, Kanada, Rabu (15/7). Pejabat medis Kanada mengungkapkan kenaikan jumlah kasus di negara itu semakin mengkhawatirkan.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Infeksi global virus corona telah melewati 14 juta infeksi pada Jumat (17/7). Menurut penghitungan Reuters, hal tersebut menandai pertama kalinya ada lonjakan satu juta kasus dalam waktu kurang dari 100 jam.

Kasus corona pertama kali dilaporkan di China pada awal Januari lalu dan hanya butuh waktu tiga bulan untuk mencapai satu juta kasus. Hanya butuh waktu empat hari untuk naik menjadi 14 juta kasus dari 13 juta yang tercatat pada 13 Juli 2020.

Baca Juga

Amerika Serikat (AS) bahkan memiliki jumlah kasus dengan lebih dari 3,6 juta kasus yang dikonfirmasi. Namun, masih terlihat lompatan besar setiap harinya dalam gelombang pertama infeksi Covid-19. 

AS melaporkan rekor global harian lebih dari 77 ribu infeksi baru pada Kamis, sementara Swedia telah melaporkan total 77.281 kasus sejak pandemi dimulai. Terlepas dari kasus yang melonjak, kesenjangan budaya juga tumbuh di negara tersebut tentang pemakaian masker yang bertujuan memperlambat penyebaran virus, sebuah tindakan pencegahan yang secara rutin dilakukan di banyak negara lain.

Presiden AS Donald Trump dan para pengikutnya menentang dukungan penuh terkait masker dan menyerukan kembali ke kegiatan ekonomi normal. Trump menyarankan membuka kembali sekolah meskipun masih ada kasus positif yang melonjak.

Negara lain yang sebelumnya berjuang melawan pandemi dan telah berhasil melandaikan kurva sudah mulai mengurangi pembatasan untuk memperlambat penyebaran virus baru. Sementara yang lain, seperti kota Barcelona dan Melbourne, menerapkan putaran kedua lockdown lokal.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah kasus corona secara global berada sekitar tiga kali lipat lebih besar dari penyakit influenza parah yang dicatat setiap tahun. Pandemi ini sendiri telah menewaskan lebih dari 590 ribu orang dalam hampir tujuh bulan terakhir.

Corona saat ini merayap menuju kisaran paling atas kematian, yang sebelumnya dipegang oleh penyakit influenza tahunan yang dilaporkan di seluruh dunia. Kematian pertama dilaporkan pada 10 Januari di Wuhan, China sebelum infeksi dan kematian juga kemudian melonjak di Eropa dan di AS.

Menurut penghitungan Reuters, yang didasarkan pada laporan pemerintah, penyakit ini tersebar  tercepat di Amerika, yang merupakan pusat setengah infeksi dunia dan setengah kematiannya. Di Brasil, lebih dari dua juta orang dinyatakan positif termasuk Presiden Jair Bolsonaro dan lebih dari 76 ribu orang meninggal.

India, satu-satunya negara lain dari benua Amerika dan Eropa yang terkena pandemi parah dengan lebih dari satu juta kasus. Negara tersebut telah bergulat dengan virus yang rata-rata mencapai hampir 30 ribu infeksi baru setiap hari selama seminggu terakhir. Negara-negara itu adalah pendorong utama di belakang laporan Organisasi Kesehatan Dunia pada hari Jumat, yang melaporkan rekor peningkatan satu hari dalam kasus virus corona global yang mencapai 237.743 kasus.

Di negara-negara dengan kapasitas pengujian terbatas, jumlah kasus hanya mencerminkan sebagian dari total infeksi. Para ahli mengatakan data resmi mereka kemungkinan kurang mewakili infeksi dan kematian secara keseluruhan.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement