Ahad 26 Jul 2020 17:00 WIB

Teman dan Rute, Dua Hal Penting Bersepeda bagi Pemula

Teman dan rute menjadi dua hal penting saat baru memulai bersepeda.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Nora Azizah
Teman dan rute menjadi dua hal penting saat baru memulai bersepeda (Foto: ilustrasi bersepeda)
Foto: Pixabay
Teman dan rute menjadi dua hal penting saat baru memulai bersepeda (Foto: ilustrasi bersepeda)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jika Anda merupakan orang awam yang baru terjun bersepeda, sebaiknya perlu memperhatikan beberapa hal agar tidak terjadi hal-hal yang tak mengenakan. Menurut tokoh publik yang juga pegiat sepeda, Ditto Percussion, hal pertama yang harus dilakukan bagi para pemula adalah mencari teman untuk bersepeda.

"Untuk pemula, yang jelas cari teman yang bisa menemani. Jadi jangan ikut pleton dulu," ungkap Ditto dalam acara Bincang Shopee secara virtual, belum lama ini.

Baca Juga

Hal itu ditujukan agar kita tahu kadar tenaga yang dimiliki. Kemudian, jika sekiranya telah percaya diri akan tenaga diri, maka kita boleh ikut komunitas untuk memperdalam ilmu bersepeda.

Namun demikian, Ditto meyakini ada sebagian orang yang merasa malu dan tidak percaya diri saat akan bergabung dalam komunitas. Para pemula juga tak jarang merasa takut tidak diterima karena merek sepeda yang tak bagus atau kemampuannya yang masih jauh tertinggal.

"Pola pikir demikian seharusnya dihilangin dulu," kata Ditto.

Selanjutnya, para pemula bisa mencari rute yang dekat dengan rumah. Hal ini dilakukan agar jika terjadi sesuatu yang tak diinginkan, maka mudah untuk menghubungi orang-orang yang ada di rumah.

Hal itu patut dilakukan terlebih jika kita bersepeda sendirian atau tak ada yang menemani. Jika bersepeda bersama-sama, maka carilah rute yang agak lebih jauh dari rumah pun bisa dilakukan.

"Itu proses dan konsisten yang harus dijaga," jelas Ditto.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement