REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Syekh Ibnu Katsir Rahmatullah alaih meriwayatkan dari Sayyidina Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhuma, bahwa Allah SWT tidak mewajibkan sesuatu kepada hamba-Nya kecuali ada batasannya. Jika seorang ada uzur, Allah SWT akan memberi keringanan.
"Akan tetapi jika dzikrullah tidak ada batasnya," katanya seperti disampaikan
Syaikhul Hadits Maulana Muhammad Zakariyya al-Kandahlawi dalam kitabnya Fadhilah Amal.
Menurutnya, seperti disampaikan Ibnu Katsir, selama seseorang masih berakal ia tidak mempunyai udzur untuk tidak mengamalkannya. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman.
"Berzdirilah kepada Allah dengan dzikir sebanyak-banyaknya."
Mengingat Allah sebanyaknya itu ketika malam, siang, di hutan, di sungai, di perjalanan di rumah, ketika kaya, ketika miskin, ketika sakit, ketika sehat berdzikir dengan nyaring atau lirih
"Pendek kata pada setiap saat dan keadaan," katanya.
Dari Sayyidina Abdullah bin Busr Radhiyallahu anhu ia berkata, "Sesungguhnya ada seorang laki-laki berkata," Ya Rasulullah sesungguhnya hukum-hukum syariat sangatlah banyak bagiku maka beritahukanlah kepadaku sesuatu yang dapat aku jadikan pegangan untuk aku amalkan. "Beliau bersabda basahilah lidahmu dengan Dzikrullah."
Disebutkan dalam hadits lain Sayyidina Muadz Radhiallahu Anhu berkata, "Ketika saya berpisah dengan Baginda Rasulullah SAW, ucapan beliau yang terakhir saat saya bertanya kepada beliau," Amalan apa yang paling disukai oleh Allah? "Beliau bersabda," hendaklah engkau mati dalam keadaan lidahmu basah dengan zikrullah. "(H. R. Ahmad Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Thabarani, Baihaqi, dari kitab Durrul Mantsur dan Misykat).