REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alam semesta beserta makhluk yang mendiaminya merupakan ciptaan Allah yang tak akan ada yang bisa menandingi. Seluruh kekuasaan atas ciptaan-Nya tersebut pun tercipta atas kehendak Allah sendiri.
Lantas apa kiranya yang dilakukan Allah sebelum menciptakan makhluk-makhluk-Nya? Dalam buku Akhlak Tasawuf karya Abuddin Nata dijelaskan, sebelum Allah menjadikan makhluk, Dia hanya melihat diri-Nya sendiri.
Dalam kesendirian-Nya, itu terjadilah dialog antara Allah dengan diri-Nya sendiri. Yaitu dialog yang di dalamnya tidak terdapat kata atau huruf. Yang dilihat Allah hanyalah kemuliaan dan ketinggian zat-Nya.
Allah melihat kepada zat-Nya dan Dia pun cinta pada zat-Nya sendiri. Cinta yang tak dapat disifatkan dan cinta itulah yang menjadi sebab wujud dan sebab dari yang banyak ini.
Allah pun mengeluarkan dari yang tiada bentuk itu salinan dari diri-Nya yang mempunyai sifat dan nama-Nya. Maka bentuk salinan itu adalah Adam. Dan setelah menjadikan Adam dengan cara itu, Allah memuliakan dan mengagungkan Adam sebab Allah cinta pada Adam.
Sehingga dalam diri Adam, Allah muncul dalam bentuknya. Dengan demikian pada diri Adam terdapat sifat-sifat yang dipancarkan Tuhan yang berasal dari Tuhan sendiri. Di dalam hadits, Rasulullah bersabda: “Innallaha khalqa Aadama ala shuratihi.” Yang artinya: “Allah menciptakan Adam sesuai dengan bentuk-Nya,”.