REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Ledakan tragis yang terjadi di Pelabuhan Beirut meninggalkan luka mendalam. Pemimpin Revolusi Islam, Ayatullah Sayyid Ali Khamenei, menyampaikan pesan simpatinya kepada masyarakat Lebanon.
"Kami bersimpati dengan warga Lebanon yang terkasih dan mendukung mereka dalam tragedi ledakan yang menyakitkan di pelabuhan Beirut, yang menewaskan dan melukai banyak orang dan menyebabkan kerusakan parah," tulis Khamenei dalam akun Twitternya, dilansir di ABNA 24, Kamis (6/8).
Pemimpin spiritual tertinggi Iran ini juga menyebut, kesabaran dalam menghadapi tragedi ini akan menjadi lembaran emas kehormatan bagi Lebanon.
Dilansir dari Aljazirah, Rabu (5/8), sebuah kargo yang membawa amonium nitrat tiba di Lebanon pada September 2013. Kargo itu dibawa oleh kapal milik Rusia berbendera Moldova. Situs pelacakan kapal Fleetmon mencatat kapal yang bernama Rhosus itu bergerak dari Mozambik menuju Georgia.
2.750 ton amonium nitrat yang disimpan di dalam sebuah gudang di Beirut ini menyebabkan ledakan besar dan menewaskan lebih dari 100 orang. Senyawa kimia ini tidak hanya digunakan sebagai bahan pupuk tapi juga untuk meledakan tambang.
Dokumen dan catatan publik menunjukkan, Pemerintah Lebanon mengetahui ada amonium nitrat yang disimpan di Hangar 12 pelabuhan Beirut selama enam tahun terakhir. Catatan-catatan itu juga memperlihatkan pemerintah tahu senyawa kimia itu berbahaya.
Dokumen pengacara yang mewakili para kru kapal menyebutkan kapal itu terpaksa berlabuh di Beirut karena mengalami masalah teknis di laut. Menurut Fleetmon, pemerintah Lebanon mencegah kapal itu berlayar lagi dan akhirnya pemilik dan awak kapal meninggalkan kapal tersebut.
Muatan kargo kapal tersebut dikeluarkan dan dipindahkan ke Hangar 12 pelabuhan Beirut. Sebuah bangunan abu-abu yang menghadap ke tol utara-selatan di pintu masuk ibukota.
Beberapa bulan kemudian, tepatnya pada 27 Juni 2014, direktur Bea Cukai Lebanon saat itu Shafik Merhi mengirim surat tanpa nama ke 'hakim Urusan Mendesak'. Berdasarkan dokumen yang beredar di internet dalam surat tersebut Merhi meminta solusi mengenai isi kargo itu.
Sejak itu Bea Cukai Lebanon mengirimkan lima surat selama tiga tahun berturut-turut. Mulai 5 Desember 2014, 6 Mei 2015, 20 Mei 2016, 13 Oktober 2016 dan 27 Oktober 2017. Mereka meminta petunjuk mengenai hal amonium nitrat yang berada di hangar.
Dalam surat-surat itu Bea Cukai Lebanon mengajukan tiga opsi yakni mengekspor amonium nitrat itu, menyerahkannya ke Tentara Lebanon atau menjualnya ke perusahaan swasta Lebanese Explosives Company. Salah satu surat yang dikirimkan pada tahun 2016 mencatat 'tidak ada jawaban' dari hakim yang dimintai petunjuk sebelumnya.
Sumber: