Kamis 13 Aug 2020 05:05 WIB

Ikhtiar para Penjaga Hadits Rasulullah

Para penjaga hadits berikhtiar tidak menambahkan atau mengurangi informasi.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Ikhtiar para Penjaga Hadits Rasulullah. Hadits Bukhari
Foto: Menachem Ali
Ikhtiar para Penjaga Hadits Rasulullah. Hadits Bukhari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otentisitas suatu hadits kerap menjadi suatu hal yang diperjuangkan dari generasi ke generasi. Harapannya agar hadits yang disampaikan hingga umat akhir zaman tetap bersumber dari Rasulullah SAW.

Untuk itu, para penjaga hadits kerap melakukan ikhtiar dalam menjaga otentisitas tersebut. Komitmen mereka tak main-main soal hal ini. Misalnya, para ulama-ulama hadits seperti Imam Bukhari, Imam Muslim, dan lainnya telah menghabiskan lebih dari separuh hidup mereka mencari sumber-sumber akurat agar nasab hadits terus sampai ke Nabi dan bisa dipertanggungjawabkan secara keilmuan dan agama.

Baca Juga

Dalam kitab Al-Kanzu fi Al-Masail As-Sufiyyah karya Syekh Salahuddin At-Tijadi dijelaskan, para penjaga hadits berikhtiar tidak menambahkan atau mengurangi informasi mengenai perkataan, perbuatan, maupun penegasan Rasulullah SAW. Komitmen mereka pun kuat akan hal ini.

As-Syaukani dan lainnya yang mentakhrij dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib, dia berkata: “Jika aku menyampaikan hadits dari Rasulullah SAW, maka aku lebih suka dijatuhkan dari langit andaikan aku mengatakan apa yang tidak beliau katakan. Tapi jika aku berbicara dengan kalian tentang suatu masalah yang terjadi di antara kita, maka sesungguhnya perang pun bisa dilakukan dengan siasat,”.

Para pentakhrij hadis seperti Ahmad, Ibnu Ady, Al-Uqaily, dan Abu Nu’aim dari Aslam, dia berkata: “Kami pernah berkata kepada Sayyidina Umar bin Khattab untuk sampaikanlah hadis dari Rasulullah SAW kepada kami,”. 

Maka, beliau pun berkata: “Aku takut menambahi atau mengurangi walau satu huruf pun. Sebab Rasulullah SAW bersabda: barang siapa yang berdusta atas diriku secara sengaja, maka dia berada di dalam neraka,”.

Dalam kitab Shahih Al-Bukhari pun disebutkan sebuah hadits yang berkaitan dengan hal itu. Rasulullah SAW bersabda: “Inna kadziban alayya laisa kakadzibinn ala ahadin man kadzaba alayya muta’ammidan falyatabawwa’ maq’adahu minannari,”.

Yang artinya: “Sesungguhnya berdusta atasku tidak seperti berdusta atas orang lain. Barang siapa yang berdusta atasku dengan sengaja, maka hendaklah dia mengambil tempat tinggalnya di neraka,”.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement