Jumat 14 Aug 2020 17:24 WIB

Vietnam Daftar Beli Vaksin Covid-19 Rusia

Vaksin yang dikembangkan Vietnam kemungkinan baru tersedia akhir 2021.

Virus corona dalam tampilan mikroskopik. (ilustrasi)
Foto: EPA/CDC
Virus corona dalam tampilan mikroskopik. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Kementerian Kesehatan Vietnam telah mendaftar untuk membeli vaksin Covid-19 Rusia saat negara Asia Tenggara itu memerangi gelombang baru wabah virus Corona setelah berbulan-bulan tidak ada kasus lokal. Demikian dilaporkan televisi pemerintah, Jumat (14/8).

Rusia pada Rabu (12/8) mengatakan bahwa gelombang pertama vaksin Covid-19 pertama di dunia itu akan diluncurkan dalam dua pekan. Rusia menolak tuduhan "tidak berdasar" dari beberapa ahli yang khawatir tentang keamanan vaksin tersebut menyusul persetujuan cepat Moskow terhadap obat Covid-19 tersebut.

Baca Juga

"Sementara itu, Vietnam masih akan terus mengembangkan sendiri vaksin Covid-19," kata stasiun penyiaran Vietnam Television (VTV), yang mengutip pernyataan Kementerian Kesehatan Vietnam.

Kementerian Kesehatan Vietnam tidak menyebutkan tentang jumlah dosis vaksin Rusia yang dipesan atau waktu yang diharapkan untuk menerima vaksin tersebut.

"Vaksin yang dikembangkan sendiri oleh Vietnam akan tersedia pada akhir 2021," kata kementerian kesehatan bulan lalu.

Vietnam dipuji karena berhasil menekan penularan awal Covid-19 melalui pengujian agresif, pelacakan kontak, dan karantina. Namun, negara itu sekarang sedang berupaya untuk mengendalikan kasus infeksi Corona di beberapa lokasi yang terkait dengan kota liburan populer Da Nang, tempat wabah baru Covid-19 terdeteksi pada 25 Juli.

Vietnam telah melaporkan total 911 kasus Covid-19, dengan 21 kematian.

Perdana Menteri Nguyen Xuan Phuc telah memperingatkan bahwa risiko penyebaran virus yang lebih luas "sangat tinggi", dan mengatakan bahwa beberapa hari mendatang akan menjadi waktu yang "kritis" dalam memerangi wabah tersebut.

Kepala satuan tugas penanganan virus corona Vietnam, Vu Duc Dam, pada Jumat mengatakan bahwa Vietnam sekarang tidak punya pilihan selain hidup secara aman berdampingan dengan virus Corona. "Kita menerapkan langkah-langkah antivirus di negara miskin, jadi setiap orang harus tetap waspada dan tahu bagaimana melindungi diri dari virus," kata Dam, seperti dikutip oleh media pemerintah Vietnam.

sumber : Reuters/antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement