REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dessy Suciati Saputri
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengungkapkan ada kenaikan kasus baru positif Covid-19 sebesar 32,9 persen dalam sepekan terakhir. Lima provinsi tercatat mengalami kenaikan tertinggi yaitu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, DKI Jakarta dan Jawa Timur.
"Lima kenaikan kasus tertinggi yaitu di Jawa Barat lebih dari 100 persen dari 707 kasus menjadi 1.681 kasus, Jawa Tengah naik 56,4 persen dari 837 kasus menjadi 1.309 kasus, Kalimantan Timur naik 39,2 persen dari 732 kasus menjadi 1.019 kasus," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam jumpa pers daring dari Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (1/9).
Wiku melanjutkan, di DKI Jakarta naik 36,9 persen dari 4.067 kasus menjadi 5.568 kasus dan di Jawa Timur naik 20,8 persen dari 2.401 kasus menjadi 2.901 kasus. Wiku pun meminta testing masif tetap terus dilakukan sementara pemerintah daerah dan satgas daerah tetap menekan kasus konfirmasi positif.
Dengan jumlah kasus positif yang meningkat, maka jumlah kasus meninggal nasional secara mingguan pun mengalami kenaikan yaitu sebesar 24,4 persen.
"Persentase kenaikan angka kematian tertinggi di Jawa Tengah naik lebih dari 100 persen yaitu dari 60 kematian menjadi 144 kematian, Aceh juga naik lebih dari 100 persen dari 6 kematian menjadi 29 kematian," ungkap Wiku.
Selain itu Bali naik lebih dari 100 persen dari dua kematian menjadi 13 kematian, Riau naik lebih dari 100 persen dari empat kematian menjadi 11 kematian dan Jawa Timur naik 18,8 persen dari 149 kematian menjadi 177 kematian.
Angka persentase kematian nasional saat ini adalah 4,23 persen atau sebanyak 7.505 kasus. Diketahui, persentase kematian akibat Covid-19 di dunia sebesar 3,34 persen.
“Jadi kondisinya di Indonesia masih lebih tinggi dari angka rata-rata di dunia,” tambah dia.
Selanjutnya, tingkat kesembuhan nasional adalah pada posisi 72,18 persen. Kesembuhan tertinggi terjadi di Sulawesi Tengah yaitu 90,87 persen, Kepulauan Bangka Belitung sebesar 90,79 persen, Nusa Tenggara Barat sebesar 88,14 persen, Gorontalo sebesar 86,87 persen dan Bali sebesar 85,76 persen.
Namun, Satgas Covid-19 juga mengidentifikasi lima provinsi dengan kesembuhan terendah yaitu Aceh sebesar 15,38 persen, Jambi sebesar 49,34 persen, Bengkulu sebesar 53,06 persen, Riau sebesar 55,49 persen dan Jawa Barat sebesar 55,81 persen.
"Kondisi ini harus diperbaiki agar secara keseluruhan nasional angkanya bisa lebih baik lagi," ungkap Wiku.
Wiku mengakui bahwa, pemerintah menghadapi banyak tantangan dalam menangani Covid-19. Terutama penambahan kasus yang trennya terus menanjak, jumlah testing yang belum sesuai standar, dan kualitas fasilitas kesehatan yang yang perlu ditingkatkan.
"Sampai dengan pengembangan vaksinasi yang juga harus kita kawal bersama-sama dalam prosesnya," kata Wiku.
Wiku menyebutkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memasang standar pemeriksaan Covid-19 yang ideal adalah 1/1.000 penduduk per minggu. Dengan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 267 juta orang, maka pemeriksaan ideal yang harus dilakukan adalah 267 ribu orang per minggu.
"Pada saat ini Indonesia baru mencapai 46,85 persen dari standar WHO tersebut," kata Wiku.
Pada pekan terakhir Agustus 2020, jumlah pemeriksaan yang dilakukan pemerintah adalah 125.434 tes. Angka ini jauh di atas capaian pekan sebelumnya, 95.463 pemeriksaan.
"Tidak hanya sektor kesehatan, kita semua juga harus menangani sektor sosial dan ekonomi, karena semua terkena imbasnya," kata Wiku.
Kendati demikian, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai kondisi penambahan kasus Covid-19 di Indonesia ini masih terkendali dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Hal ini disampaikan Jokowi saat membuka rapat terbatas dengan para gubernur menghadapi pandemi covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/9).
“Hati-hati di negara kita walaupun ada peningkatan kasus positif di beberapa daerah tetapi kalau dibandingkan dengan negara-negara lain posisi Indonesia masih relatif terkendali dan ini yang harus kita jaga bahwa pengendalian manajemen untuk Covid ini betul-betul masih pada posisi terkendali,” ujar Jokowi.
Presiden tetap meminta agar langkah dan upaya untuk mengendalikan kasus Covid-19 ini dilakukan bersama pemerintah pusat dan pemerintah daerah secara cepat dan efektif. Presiden menyampaikan, penggunaan 'gas dan rem' dalam membuka sektor ekonomi harus benar-benar dilakukan dengan cermat, paling tidak sampai vaksin Covid-19 ditemukan.
"Karena apabila kurva Covid ini tidak bisa kita tekan dengan cepat, apalagi angka kematian tidak bisa kita turunkan dengan tajam, dan angka kesembuhan tidak bisa kita tingkatkan secara drastis, maka situasi ketidakpastiannya akan terus berlanjut," kata Jokowi.