Kamis 03 Sep 2020 18:17 WIB

Pengguna Transportasi Umum Paling Banyak Terpapar Covid-19

Satgas mengatakan pengguna transportasi umum paling banyak terpapar Covid-19.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Bayu Hermawan
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Doni Monardo menyampaikan evaluasi penanganan Covid-19 selama enam bulan terakhir. Doni mengatakan, berdasarkan data yang ada, masyarakat yang terpapar covid-19 lebih banyak yang menggunakan transportasi umum. 

"Kami juga mendapatkan data-data dari unsur pemerintah provinsi DKI dan juga dari unsur TNI bahwa mereka yang terpapar covid ini sebagian besar prosentasenya itu lebih banyak menggunakan transportasi umum," kata Doni di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (3/9).  

Baca Juga

Doni melanjutkan, peningkatan tersebut terjadi sejak Pemerintah DKI Jakarta memberlakukan aturan ganjil genap. Aturan tersebut menyebabkan pengguna transportasi umum mengalami peningkatan.

"Untuk di kereta api sebesar 3,5 persen, untuk di Transjakarta 6-12 persen. Kalau di kereta api rata-rata penumpang per hari 400 ribu sekian, peningkatan 3,5 persen itu sebenarnya cukup tinggi sehingga tingkat upaya untuk mengurangi jaga jarak akan semakin sulit dilakukan," ujar kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu.  

Berdasarkan catatannya dari 944 pasien yang dirawat, sekitar 62 persen diantaranya adalah pengguna transportasi umum. Oleh karena itu, Doni meminta Pemprov DKI Jakarta mengevaluasi kembali kebijakan ganjil genap. Selain itu Doni juga telah berkomunikasi dengan kementerian untuk mengingatkan pegawainya agar mengurangi penggunaan transportasi umum.

"Kami sudah mengingatkan kepada Kementerian PAN RB dan juga BUMN, harus membatasi, mencegah karyawannya yang menggunakan transportasi publik," ujar Doni.

Selain transportasi umum, Doni menambahkan, masyarakat yang terpapar covid-19 prosentase terbesarnya berasal dari penggunaan masker yang tidak sesuai standar. Kemudian, penularan juga terjadi ketika seseorang tidak menerapkan protokol pada saat makan. 

"Jadi sudah pakai masker, disiplin dari pagi sampai siang, lantas pada saat makan berkumpul dalam jarak relatif dekat kemudian membuka masker. Nah ini juga dimungkinkan terjadinya proses transmisi," katanya.

Doni mengatakan, salah satu cara agar kasus positif semakin rendah adalah dengan cara meningkatkan kewaspadaan dan disiplin dalam penggunaan masker. Presiden sejak Juli lalu telah mengingatkan pentingnya penggunaan masker.

"Kemudian yang perlu kita ingatkan adalah tata cara penggunaan masker. Jadi masker harus digunakan pada cara yang tepat dan tangan kita ketika menyentuh masker pun harus dalam keadaan bersih," ucapnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement