Selasa 08 Sep 2020 00:01 WIB

Mu'ti: MUI tak Perlu Tanggapi Pernyataan Denny Siregar

Kemenag disarankan berdialog dengan jajaran MUI dan berkomunikasi dengan ormas Islam.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Agus Yulianto
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhamadiyah, Abdul Mu'ti.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhamadiyah, Abdul Mu'ti.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, mengatakan bahwa para ulama di Majelis Ulama Indonesia (MUI) tidak perlu menanggapi pernyataan dan tudingan Denny Siregar. Pegiat media sosial itu baru-baru ini mengeluarkan pernyataan kontroversial dan bernada menyinggung tentang MUI.

Melalui akun Twitternya, Denny yang mendukung program Kementerian Agama (Kemenag) tentang sertifikat bagi penceramah, mengatakan agar Kemenag tidak memperdulikan MUI dan menyebut MUI sebagai 'kadrun'. Dia juga meminta Sekjen MUI, Anwar Abbas, untuk mundur dari lembaga tersebut. Bahkan, dia menyebut MUI tidak penting.

"Saya kira para ulama di MUI tidak perlu menanggapi pernyataan dan tudingan Saudara Denny. Doakan semoga dia menjadi Muslim yang baik dan bertutur kata mulia," kata Mu'ti, melalui pesan elektronik kepada Republika.co.id, Senin (7/9).

Mu'ti yang baru saja dikukuhkan sebagai guru besar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu juga menanggapi soal program sertifikasi penceramah Kemenag. Dia menyarankan, agar Kemenag berdialog dengan seluruh jajaran MUI dan berkomunikasi dengan ormas Islam. 

Menurutnya, bagaimanapun, diperlukan sinergi antara ulama dengan umara (pemerintah). "Dalam melaksanakan program hendaknya dijauhi politik belah bambu. Dampak jangka panjang pemerintah akan berhadap-hadapan dengan tokoh dan Ormas Islam. Sangat disayangkan jika hal tersebut terjadi," tambahnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement