Selasa 08 Sep 2020 21:43 WIB

Kasus Covid-19 Tembus 200 Ribu, Ini Saran IDI 

Sosialisasi protokol Covid-19, pengendalian aktivitas warga, dan kesiapan faskes.

Petugas memakamkan jenazah COVID-19, di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 per hari Selasa (8/9/2020) pukul 12.00 WIB menyebutkan kasus meninggal dunia akibat COVID-19 bertambah 100 oarang menjadi 8.230 orang dan positif COVID-19 bertambah 3.046 orang sehingga menjadi 200.035 orang, sementara kasus pasien sembuh COVID-19 bertambah 2.306 orang menjadi 142.958 orang.
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Petugas memakamkan jenazah COVID-19, di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 per hari Selasa (8/9/2020) pukul 12.00 WIB menyebutkan kasus meninggal dunia akibat COVID-19 bertambah 100 oarang menjadi 8.230 orang dan positif COVID-19 bertambah 3.046 orang sehingga menjadi 200.035 orang, sementara kasus pasien sembuh COVID-19 bertambah 2.306 orang menjadi 142.958 orang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menganalisa kasus virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) di Indonesia yang terus bertambah. IDI pun mengajukan tiga saran untuk mengendalikan penamahan kasus Covid-19. 

Wakil Ketua Umum PB IDI Adib Khumaidi mengatakan saran pertama, yakni pemerintah harus melakukan upaya pencegahan Covid-19. Ia meminta pemerintah lebih aktif memberikan edukasi mengenai pentingnya menerapkan protokol kesehatan kepada masyarakat. 

Baca Juga

"Peningkatan kasus Covid-19 di masyarakat semakin tinggi. Karena itu, upaya-upaya pemerintah melakukan pencegahan yaitu sosialisasi untuk mematuhi protokol kesehatan harus dilakukan dengan lebih gencar dan tegas," ujar dia saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (8/9).

Selain itu, dia melanjutkan, pemerintah harus menjaga aktivitas masyarakat yang bisa menambah kasus, seperti berkumpul atau berkerumun. Pemerintah juga diminta memperbaiki tata kelola ruang di perkantoran untuk mengurangi kasus Covid-19 dari klaster perkantoran. 

Terakhir, ia meminta pemerintah mempersiapkan faskes rumah sakit (RS) utamanya RS rujukan khusus Covid-19 karena akan muncul potensi eskalasi pasien yang bertambah, khususnya di DKI Jakarta. "Mempersiapkan faskes bukan hanya menambah kamar melainkan juga sarana prasarana di rumah sakit, sumber daya manusia (SDM) karena jangan sampai kondisi eskalasi pasien berdampak pada beban kerja tenaga medis dan tenaga kesehatan yang semakin berat," ujarnya.

photo
Seorang warga berjalan di dekat replika peti mati Covid-19 di kawasan Sudirman, Jakarta, Selasa (8/9). Jumlah kasus positif Covid-19 di Tanah Air pada Selasa (8/9) bertambah sebanyak 3.046 kasus baru dan secara akumulasi kasus Covid-19 di Indonesia menembus hingga mencapai angka 200.035 orang. Republika/Putra M. Akbar - (Republika/Putra M. Akbar)

Kalau fasilitas kesehatan tidak dipersiapkan dan jam kerja tenaga kesehatan bertambah, ia khawatir risiko tenaga medis yang terpapar virus ini juga semakin tinggi. Akibatnya, dia melamjutkan, tenaga medis yang meninggal dunia bertambah. 

Ia pun menekankan pentingnya pemerintah untuk memetakan sarana prasarana fasilitas kesehatan, kemampuan sumber daya manusia (SDM), dan mengelompokkan RS khusus Covid-19 dan yang bukan Covid-19. 

Sebelumnya, jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 bertambah 3.046 orang dalam 24 jam terakhir. Angka ini otomatis mengantarkan Indonesia menembus total kumulatif kasus Covid-19 sebanyak 200.035 orang sejak pandemi pertama kali masuk Indonesia pada awal Maret lalu. 

Tren penambahan kasus di atas 3.000-an orang dalam sehari menjadi hal yang biasa dalam sepekan terakhir. Total, sudah delapan kali angka penambahan kasus nasional tembus angka 3.000. 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement