Rabu 09 Sep 2020 21:17 WIB

Kepedulian Masyarakat Penting Cegah Terjadinya Bunuh Diri

Setiap tahunnya, di dunia ada sekitar 800.000 orang meninggal akibat bunuh diri.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Bunuh diri (ilustrasi)
Foto: factretriever
Bunuh diri (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Bunuh diri masih menjadi salah satu permasalahan besar di dunia, termasuk di Indonesia. Setiap tahunnya, di dunia ada sekitar 800.000 orang meninggal akibat bunuh diri.

Guru Besar Psikologi Klinis UGM Sofia Retnowati menilai, bunuh diri bisa dicegah. Kepedulian orang terdekat, keluarga, teman, serta lingkungan masyarakat akan menyelamatkan hidup seseorang yang memiliki niat bunuh diri.

Baca Juga

"Menunjukkan empati, kepedulian dan dukungan ke Orang dengan Kecenderungan Bunuh Diri (OKBD) bisa mencegah bunuh diri. Bicara dengan OKDB tentang apa yang mereka pikirkan dan rasakan sangat membantu mereka tetap bertahan," kata Sofia, Rabu (9/9).

Ia menjelaskan, ada beragam faktor yang memicu seseorang bunuh diri seperti psikologis, sosial, biologis dan kultural. Misal, sosial ekonomi yang tidak baik, usia lanjut, penyakit kronis, depresi, dan penyalahgunaan alkohol.

Ada pula pengaruh obat-obatan, tingkat religiusitas rendah dan lain-lain. Selain itu, kejadian tidak menyenangkan seperti putus cinta, perceraian, KDRT, bullying, pelecehan seksual juga jadi faktor-faktor bunuh diri.

Sebelum melakukan bunuh diri, kebanyakan OKBD tunjukkan perubahan dari perilaku baik berupa verbal maupun non-verbal. Kondisi itu bisa disebut sebagai tanda-tanda awal bunuh diri.

Sejumlah tanda awal paling umum atau sering muncul seperti mengungkapkan ke orang terdekat ingin bunuh diri, melukai diri sendiri, mengancam akan bunuh diri, selalu bicara putus asa, dan menganggap diri beban orang lain.

Kemudian, menarik diri dari lingkungan, selalu bicara atau menulis tentang kematian, merasa kesepian dan terkucilkan, menunjukkan kecemasan yang tinggi, merasakan kekesalan terhadap diri sendiri yang kuat dan lain-lain.

Selain itu, ada tanda-tanda sekunder dari orang yang niat bunuh diri. Salah satunya ada gangguan tidur, merindukan orang terdekat yang sudah meninggal, ingin menghilang, mengatakan waktu telah tiba atau waktunya untuk istirahat.

"Posting yang tidak biasa di media sosial misalnya mengubah gambar profil dengan sesuatu yang terkait dengan bunuh diri dan simbol kematian, status meresahkan, dan menonaktifkan akun," ujar Sofia.

Dengan mengenali tanda-tanda awal bunuh diri, ia berharap masyarakat segera tanggap dan menunjukkan kepedulian, membuka komunikasi ke orang yang berniat bunuh diri. Diharapkan, mencegah tindakan bunuh diri yang dilakukan pelaku.

Sofia meminta masyarakat untuk tidak menganggap remeh jika ada orang yang mengungkapkan ingin bunuh diri. Sebab, orang yang berbicara tentang bunuh diri berada dalam kondisi putus asa yang sebenarnya membutuhkan bantuan.

"Jangan diabaikan dan dianggap remeh hanya sebagai bentuk mencari perhatian. Ketika ada orang yang bicara ingin bunuh diri jangan ditinggalkan, langsung dampingi dan tunjukkan masih ada orang-orang yang peduli terhadapnya," kata Sofia.

Saat pendekatan ke OKBD, keluarga atau masyarakat diharap tidak menunjukkan rasa khawatir berlebihan. Sebab, itu justru membuat mereka merasakan hanya sebagai beban, hindari banyak menasehati, cukup menjadi pendengar yang baik.

"Pastikan yang bersangkutan ada dalam kondisi aman dan nyaman, jauhkan dari barang-barang yang bisa ancam keselamatan. Keluarga, teman dan lingkungan harus lebih peduli, jika alami kesulitan segera bantu cari pertolongan tenaga profesional," ujar Sofia.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement