Jumat 18 Sep 2020 01:13 WIB

Menkeu Jepang akan Dorong Bank Daerah Lakukan Reformasi

Keuntungan perbankan daerah di Jepang terkikis oleh suku bunga rendah.

 Perdana Menteri baru Jepang Yoshihide Suga (tengah) berfoto dengan anggota kabinetnya setelah pertemuan Kabinet pertama di kediaman resmi perdana menteri di Tokyo, Jepang, 16 September 2020. 20 menteri kabinet Suga termasuk Menteri Keuangan Taro Aso, Menteri Luar Negeri Toshimitsu Motegi , Menteri Lingkungan Shinjiro Koizumi, dan hanya dua wanita, Menteri Kehakiman Yoko Kamikawa, dan menteri Olimpiade dan Paralimpiade Seiko Hashimoto.
Foto: EPA-EFE/RODRIGO REYES MARIN
Perdana Menteri baru Jepang Yoshihide Suga (tengah) berfoto dengan anggota kabinetnya setelah pertemuan Kabinet pertama di kediaman resmi perdana menteri di Tokyo, Jepang, 16 September 2020. 20 menteri kabinet Suga termasuk Menteri Keuangan Taro Aso, Menteri Luar Negeri Toshimitsu Motegi , Menteri Lingkungan Shinjiro Koizumi, dan hanya dua wanita, Menteri Kehakiman Yoko Kamikawa, dan menteri Olimpiade dan Paralimpiade Seiko Hashimoto.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Menteri Keuangan (Menkeu) Jepang Taro Aso pada Rabu (16/9) mengatakan bahwa dia akan mendorong bank-bank daerah di Jepang untuk melakukan reformasi. Reformasi ini dilakukan agar dapat bertahan menghadapi tantangan, seperti populasi penduduk yang menyusut.

"Semakin sulit bagi bank daerah untuk mempertahankan model bisnis saat ini mengingat populasi penduduk yang semakin menipis. Saya akan mendorong bank-bank itu untuk melakukan reformasi dengan membuat model bisnis mereka lebih berkelanjutan," kata Aso dalam konferensi pers pada Rabu (16/9) malam setelah diangkat kembali menjadi menteri keuangan.

Baca Juga

"Penggabungan dan penurunan (jumlah bank daerah) merupakan salah satu cara yang bisa dipertimbangkan oleh bank. Namun, itu bukan satu-satunya pilihan," kata Aso yang juga adalah menteri yang membidangi regulasi perbankan.

Bank-bank daerah di Jepang telah melihat keuntungan mereka terkikis oleh tingkat suku bunga yang sangat rendah selama bertahun-tahun dan populasi penduduk lokal yang menyusut. Beberapa analis memperingatkan bahwa bank-bank tersebut dapat dibebani dengan kenaikan biaya kredit karena pandemi virus corona menghantam keuntungan dari banyak peminjam.

Yoshihide Suga pada Rabu (16/9) menjadi perdana menteri baru pertama Jepang setelah hampir delapan tahun. Suga berjanji untuk menahan penyebaran Covid-19 dan mendorong pelaksanaan reformasi setelah mempertahankan sekitar setengah dari jumlah personel kabinet pendahulunya Shinzo Abe di dalam kabinetnya.

sumber : Antara/Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement