REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Menteri Keuangan (Menkeu) Jepang Taro Aso pada Rabu (16/9) mengatakan bahwa dia akan mendorong bank-bank daerah di Jepang untuk melakukan reformasi. Reformasi ini dilakukan agar dapat bertahan menghadapi tantangan, seperti populasi penduduk yang menyusut.
"Semakin sulit bagi bank daerah untuk mempertahankan model bisnis saat ini mengingat populasi penduduk yang semakin menipis. Saya akan mendorong bank-bank itu untuk melakukan reformasi dengan membuat model bisnis mereka lebih berkelanjutan," kata Aso dalam konferensi pers pada Rabu (16/9) malam setelah diangkat kembali menjadi menteri keuangan.
"Penggabungan dan penurunan (jumlah bank daerah) merupakan salah satu cara yang bisa dipertimbangkan oleh bank. Namun, itu bukan satu-satunya pilihan," kata Aso yang juga adalah menteri yang membidangi regulasi perbankan.
Bank-bank daerah di Jepang telah melihat keuntungan mereka terkikis oleh tingkat suku bunga yang sangat rendah selama bertahun-tahun dan populasi penduduk lokal yang menyusut. Beberapa analis memperingatkan bahwa bank-bank tersebut dapat dibebani dengan kenaikan biaya kredit karena pandemi virus corona menghantam keuntungan dari banyak peminjam.
Yoshihide Suga pada Rabu (16/9) menjadi perdana menteri baru pertama Jepang setelah hampir delapan tahun. Suga berjanji untuk menahan penyebaran Covid-19 dan mendorong pelaksanaan reformasi setelah mempertahankan sekitar setengah dari jumlah personel kabinet pendahulunya Shinzo Abe di dalam kabinetnya.