REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Pada Jumat (18/9), puluhan orang di Hong Kong melawan hujan lebat untuk menulis kartu pos kepada 12 buronan yang ditangkap oleh China di laut bulan lalu. Gerakan ini adalah upaya warga menunjukkan rasa solidaritas dan mencoba menghibur selama festival pertengahan Musim Gugur mendatang.
Para aktivis mendirikan stan di dua distrik untuk mengumpulkan kartu pos, dengan beberapa lusin yang sudah tertulis untuk meninggalkan pesan. "Agen keamanan akan melihat kartu pos ini, tapi saya tidak peduli. Mohon jaga dirimu," tulis salah satu warga Hong Kong, Zol Chan, di kartunya.
“Melihat ibu mereka menangis dalam konferensi pers, saya merasa patah hati dan sedih,” kata Zol melanjutkan rasa simpatinya.
Kerabat dari beberapa tahanan mengadakan konferensi pers pekan lalu untuk menuntut kepulangan tahanan. Mereka memohon agar tahanan diizinkan menelepon ke rumah dan berkonsultasi dengan pengacara yang ditunjuk oleh keluarga dan bukan pemerintah China.
Mahasiswa Hong Kong bernama Raymond Cho mengatakan dia merasa bertanggung jawab untuk memberi tahu para aktivis itu bahwa masih banyak dari warga yang peduli tentang mereka. Para tahanan tetap mendapatkan dukungan dan perhatian.
Penangkapan terhadap 12 orang itu terjadi pada 23 Agustus karena mereka masuk secara ilegal ke perairan China daratan setelah berangkat dari Hong Kong dengan perahu. Tujuan mereka menuju Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri.
Semua diduga melakukan kejahatan di Hong Kong terkait protes anti-pemerintah yang meletus tahun lalu. Sebanyak 10 orang telah didakwa, dibebaskan dengan jaminan dan tidak diizinkan meninggalkan Hong Kong, dan semuanya sekarang ditahan di wilayah tetangga, Shenzhen.
Mereka yang telah didakwa melakukan pelanggaran seperti pembuatan bahan peledak, pembakaran, kerusuhan, atau penyerangan polisi. Seorang lainnya diduga berkolusi dengan pasukan asing berdasarkan undang-undang keamanan nasional yang diberlakukan Beijing di Hong Kong pada Juni.
Tidak jelas apakah pihak berwenang akan mengizinkan kartu pos mencapai para tahanan. Tahun ini, festival pertengahan Musim Gugur yang menjadi perayaan panen bulan purnama di seluruh Asia, jatuh pada 1 Oktober dan menjadi hari nasional China.
Polisi di Shenzhen mengatakan bahwa mereka dicurigai masuk secara ilegal dan menjadi komentar publik pertama tentang masalah tersebut pada pekan lalu. Pada hari yang sama, Kementerian Luar Negeri China memberi label kelompok itu sebagai separatis.
Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam, menyuarakan ketidakpuasan pada kelompok tersebut karena melarikan diri dari hukum. Dia mengatakan mereka harus ditangani oleh otoritas daratan, tetapi berjanji untuk memberikan bantuan yang layak.