Senin 21 Sep 2020 13:48 WIB

Komisi VIII Swab Test Usai Menag Positif Covid-19

Komisi VIII sempat rapat fisik dengan Menag pekan lalu.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Indira Rezkisari
Menteri Agama Fachrul Razi
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Menteri Agama Fachrul Razi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pimpinan dan anggota Komisi VIII DPR rencananya akan segera melakukan tes usap atau swab test Covid-19. Hal tersebut dilakukan sebagai antisipasi, setelah Menteri Agama Fachrul Razi dinyatakan positif terinfeksi virus tersebut.

“Akan mempertimbangkan untuk melakukan tes swab bagi pimpinan, anggota, dan staf Komisi VIII DPR,” ujar Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily saat dikonfirmasi, Senin (21/9).

Baca Juga

Ia menjelaskan, Fachrul sempat mengikuti rapat kerja secara fisik dengan Komisi VIII pada 14 September 2020. Dengan adanya swab test ini, pihaknya ingin memastikan apakah Menag sudah terinfeksi sejak saat itu atau tidak.

Komisi VIII berharap Fachrul fokus pada pemulihan kesehatannya. Untuk pekerjaannya di Kementerian Agama, sementara waktu dapat diserahkan kepada Wakil Menag Zainut Tauhid.

“Kami tentu meminta kepada Pak Menteri untuk fokus pada kesehatannya dan melakukan isolasi mandiri agar Covid-19 yang dialaminya segera pulih,” ujar Ace.

Diketahui, Menteri Agama Fachrul Razi terkonfirmasi positif Covid-19. Saat ini kondisi fisiknya dalam keadaan baik. Kabar ini disampaikan oleh Staf Khusus Menteri Agama Kevin Haikal.

"Pada 17 September, Menag melakukan tes swab dan hasilnya positif. Namun, alhamdulillah kondisi fisik beliau hingga saat ini terpantau baik, tidak ada gejala-gejala mengkhawatirkan,” terang Kevin di Jakarta, dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id Senin (21/09).

Juru Bicara (Jubir) Kementerian Agama, Oman Fathurahman, menambahkan Menag sementara ini akan fokus menjalani proses isolasi dan pemulihan kesehatan. Untuk pelaksanaan tugas birokrasi, Menag sudah mengoordinasikan dan sekaligus mendelegasikannya kepada Wakil Menteri Agama, serta memberi arahan kepada para pejabat terkait.

"Pelaksanaan program Kemenag, utamanya dalam ikut mencegah penyebaran Covid-19 di lembaga pendidikan agama dan keagamaan serta lembaga keagamaan menjadi perhatian Menag. Beliau minta agar itu berjalan dengan baik. Bantuan yang disalurkan juga agar tepat sasaran dan akuntabel," ujar Oman.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement