Senin 21 Sep 2020 18:37 WIB

Misteri Pembunuhan Muslim Toronto: Kejahatan Rasial Agama?

Jamaah masjid Toronto meninggal dunia setelah dibunuh di dekat masjid.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Jamaah masjid Toronto meninggal dunia setelah dibunuh di dekat masjid.  Ilustrasi pembunuhan.
Jamaah masjid Toronto meninggal dunia setelah dibunuh di dekat masjid. Ilustrasi pembunuhan.

REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO – Dimotivasi kebencian? Ditargetkan karena agama atau ras korban? Pembunuh berantai?

Ada begitu banyak misteri dan pertanyaan seputar pembunuhan yang mengganggu seorang pria Muslim di depan masjidnya akhir pekan lalu. Detektif Polisi Toronto berharap rahasia pembunuhan Mohamed-Aslim Zafis segera terungkap, sebagaimana dilansir dari Toronto Sun, Senin (21/9). 

Baca Juga

Menunggu surat perintah penggeledahan, petugas sedang duduk di kursi pada Sabtu di depan kediaman Guilherme 'William' Von Neutegem. Sekitar enam kilometer jauhnya dari masjid, beberapa kursi kosong tetap berada di depan masjid Organisasi Muslim Internasional (IMO) di Rexdale Blvd.

Seperti biasanya jamaah berkumpul untuk mengemas makanan bagi masyarakat yang membutuhkan. Sepakan sebelumnya, Mohamed sedang duduk di salah satu kursi itu. 

"Dia melihat seseorang berputar-putar, mendongak sejenak, tetapi kemudian melihat kembali ke teleponnya," kata Presiden IMO Omar Farouk. Dia tidak melihat orang itu kembali ke belakangnya.

Dengan tenggorokan tersayat pisau, suami, ayah, dan petugas kemanusiaan berusia 58 tahun itu meninggal. Pembunuhnya kabur dan polisi menghabiskan hampir sepekan untuk mencarinya.

Pada Jumat, polisi menangkap seorang tersangka, Von Neutegem berusia 34 tahun dan dituduh melakukan pembunuhan tingkat pertama. Tuduhan tersebut belum diuji di pengadilan dan dia tidak bersalah sampai terbukti bersalah.  

Tidak satupun dari penangkapan itu menghibur keluarga korban dan teman-teman yang menurut Farouk merasa ketakutan dan patah hati. Mereka menginginkan jawaban karena mereka layak mendapatkannya. 

Pada Sabtu, di masjid yang sama, relawan berjalan tepat di tempat Mohamed dibunuh, masuk ke dalam dan mulai mengemas ratusan kantong makanan untuk orang-orang yang lapar.  

"Mohamed pasti ada di sini," kata Farouk. Ketika datang untuk membantu orang, Mohamed selalu ada.

"Kami sangat merindukannya, dia orang yang sangat baik. Dia ingin kita terus melakukan pekerjaan ini," kata Sherri Ally.

Munaf Solaiman mengatakan, tidak luput dari kenyataan bahwa apa yang terjadi pada Mohamed bisa terjadi pada salah satu dari mereka. "Ada begitu banyak pertanyaan, tapi lihatlah platform media sosial tersangka dan Anda bisa melihat postingan supremasi kulit putih,” kata Solaiman. "Kami sebagai komunitas senang Polisi Toronto melihat ini sebagai kemungkinan kejahatan rasial," ujarnya.

Di teleponnya, Solaiman menunjukkan kepada fotografer Jack Boland postingan pada media sosial terdakwa yang menyatakan, 'warisan dan budaya adalah harta terbesar yang kita warisi dari nenek moyang kita. Pada dasarnya itulah kita.'

Solaiman juga menunjukkan postingan lain pada media sosial terdakwa yang menurutnya menawarkan perspektif gaya Neo-Nazi.

Inspektur Pembunuhan Hank Idsinga mengatakan, mereka memiliki media sosial tersebut dan kemungkinan ini menjadi kejahatan rasial. Dugaan ini belum dikesampingkan dan sedang dieksplorasi.

Polisi juga sedang mencari untuk melihat apakah ada hubungan dengan kematian Rampreet (Peter) Singh 39 tahun, lima hari sebelumnya pada 7 September 2020 di bawah jembatan. Kedua pria itu dikenang Sabtu malam dalam acara khusus di masjid yang dihadiri Supt. Ron Taverner dari Divisi 23. "Ini sangat tidak masuk akal," kata Polisi tentang dua pembunuhan itu.

Sepekan setelah pembunuhan, masjid ini masih berdiri, semuanya tampak sama seperti sebelumnya kecuali Mohamad yang tidak ada di sana.

Yang tidak ada di sana sepakan yang lalu adalah bunga, balon, dan kartu dari janda Zafis yang bertuliskan, 'untuk suamiku yang luar biasa di hari jadi kita'. Begitu banyak yang telah dicuri.

"Sangat menyedihkan melihat kartu itu, saya berdoa agar dia (istri almarhum Mohamed) dapat menemukan kekuatan untuk maju. Semua orang mencintai paman Mohamed. Semua hati kami tertuju padanya," kata jamaah masjid, Ayesha Hussain.

Wali Kota John Tory telah mengunjungi masjid untuk memberikan penghormatan. Perdana Menteri Doug Ford telah memanggil jamaah masjid, yang juga merupakan konstituennya, untuk mengungkapkan kesedihan dan kemarahan. Semua orang harus marah.

Sumber: https://torontosun.com/news/local-news/warmington-hate-filled-social-media-posts-key-to-rexdale-mosque-murder/wcm/88f91b3e-d04d-42f0-8df0-7d4346b23349/   

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement