REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk mengklaim bisnis pengelolaan harta kekayaan nasabah atau wealth management perusahaan masih tumbuh di tengah situasi pandemi Covid-19. Emiten berkode saham BBCA ini mencatatkan pertumbuhan aset kelolaan atau asset under management (AUM) secara tahunan meningkat 27 persen menjadi Rp 64 triliun pada Agustus 2020.
Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F Haryn mengatakan pertumbuhan dana kelolaan ini didukung oleh produk obligasi pemerintah yang meningkat 45 persen secara tahunan.
“Perusahaan mencermati kebijakan PSBB yang saat ini dilakukan cukup mempengaruhi kondisi usaha atau aktivitas nasabah. Kondisi keuangan masyarakat juga serta turut mempengaruhi kebiasaan nasabah bertransaksi di bisnis wealth management kami," ujarnya kepada wartawan, Selasa (22/9).
Di samping itu, Hera menyampaikan BBCA tetap berkomitmen memberikan layanan maksimal melalui layanan digital dan sumber daya manusia BCA di kantor cabang serta inovasi-inovasi lainnya yang diharapkan dapat menjawab tantangan di situasi saat ini.
"Salah satu aplikasi yang kami kembangkan adalah Welma, nasabah dapat bertransaksi investasi dan asuransi dengan lebih fleksibel dengan fitur-fitur yang menunjang," ucapnya.
Adapun hingga 9 Juli 2020 perusahaan mencatatkan total pemesanan ORI017 melalui BCA mencapai hampir Rp 4,5 triliun, sekitar 75 persen penjualan ORI017 dilakukan melalui Klik BCA Individu dan sekitar 25 persen melalui WELMA BCA.
“Permintaan yang tinggi atas pembelian ORI017 didasarkan pada pola masyarakat yang cenderung beralih ke instrumen yang lebih konservatif di tengah situasi pandemi Covid-19,” ucapnya.