Selasa 29 Sep 2020 17:10 WIB

Amuba Pemakan Otak Ditemukan di Sumber Air Texas AS

Tingkat kematian infeksi amuba pemakan otak mencapai 97 persen.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Amuba
Foto: wikipedia
Amuba

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) tampaknya harus berjibaku menghadapi bencana tahun ini. Selain dipukul keras oleh pandemi Covid-19, ia pun harus menangani amuba pemakan otak yang baru-baru ini ditemukan di Negara Bagian Texas.

Dilaporkan laman Sputnik, pada Ahad (27/9) Gubernur Texas Greg Abbott mengeluarkan deklarasi bencana di Brazoria County. Hal itu dilakukan setelah komisi lingkungan Texas tersebut menemukan amuba pemakan otak dalam tiga dari sebelas sampel persediaan air di wilayah tersebut. Awal September lalu, seorang anak laki-laki meninggal setelah tertular mikroba pemakan otak.

Baca Juga

Jadi, apakah amuba pemakan otak itu?

Amuba pemakan otak atau dikenal dengan istilah Naegleria Fowleri dapat muncul secara alami dan bisa ditemukan di mana saja di seluruh dunia. Ia menyukai suhu tinggi. Kendati demikian, ia pun dapat ditemukan di sungai dan danau. Mata air panas dan kolam renang yang tidak terawat dengan baik bisa pula menjadi habitatnya.

Tidak ada tes cepat untuk mendeteksi amuba. Diperlukan waktu berminggu-minggu sebelum petugas menemukannya di area yang terinfeksi.

Apa yang terjadi ketika ia masuk ke dalam tubuh?

Begitu masuk ke dalam tubuh, amuba bergerak ke otak dan menyebabkan infeksi parah. Hal itu disebut meningoencephalitis amuba primer (PAM). Penyakit tersebut menyebabkan kerusakan jaringan otak.

Gejala awal seseorang menderita PAM adalah sakit kepala dan demam. Kemudian leher akan terasa kaku. Perhatian pada lingkungan dan orang-orang di sekitar menurun. Gejala lainnya adalah kehilangan keseimbangan, halusinasi, dan kejang. Pada tahap puncak, PAM menyebabkan pembengkakan otak dan kematian. Kebanyakan orang meninggal dalam waktu sepekan setelah tertular mikroba.

Semua orang berisiko terjangkit. Tapi anak-anak, orang tua, dan individu dengan sistem kekebalan yang lemah lebih rentan terhadap PAM.

Apakah ada obatnya?

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, tidak ada pengobatan yang efektif untuk menangani PAM. Tingkat kematiannya lebih dari 97 persen. Antara 1962 dan 2018, terdapat 145 orang yang terinfeksi PAM di AS. Dari jumlah tersebut, hanya empat pasien berhasil selamat.

Bagaimana cara menghindari infeksi?

Meski mematikan, risiko infeksi Naegleria fowleri sangat rendah. Dalam 10 tahun terakhir, AS hanya memiliki 34 kasus yang dilaporkan. Naegleria fowleri mematikan hanya jika masuk ke tubuh melalui hidung. Orang tidak dapat terinfeksi jika mereka minum air yang terkontaminasi Naegleria fowleri dan tidak dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain.

Musim puncak Musim puncak Naegleria fowleri adalah bulan-bulan panas. Hindari berenang di danau yang hangat. Jika tidak bisa, gunakan penjepit hidung. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement