Selasa 13 Oct 2020 13:50 WIB

13,3 Persen Pasien Covid-19 dengan Hipertensi Meninggal

Hipertensi menjadi faktor risiko paling tinggi penyebab meninggalnya pasien Covid-19.

Lokasi pemakaman Covid-19 TPU Pondok Ranggon di Jakarta, Jumat (2/10/2020).  Dari 1.641 orang pasien Covid-19, penyakit penyerta paling banyak adalah hipertensi (50,8 persen).
Foto: MUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA FOTO
Lokasi pemakaman Covid-19 TPU Pondok Ranggon di Jakarta, Jumat (2/10/2020). Dari 1.641 orang pasien Covid-19, penyakit penyerta paling banyak adalah hipertensi (50,8 persen).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan mengungkapkan, 13,3 persen pasien Covid-19 dengan penyakit bawaan atau komorbid hipertensi atau tekanan darah tinggi meninggal dunia. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Cut Putri Ariane menyebutkan, penyakit hipertensi menjadi faktor risiko paling tinggi menyebabkan pasien Covid-19 meninggal dunia, diikuti oleh penyakit komorbid lainnya, seperti diabetes, jantung koroner, dan gagal ginjal.

Cut menyebutkan, dari 1.641 orang pasien Covid-19, penyakit penyerta paling banyaknya adalah hipertensi dengan jumlah mencapai 50,8 persen. Sisanya diikuti oleh penyakit diabetes 34,4 persen, jantung koroner 19,7 persen, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) 10,1 persen, gagal ginjal 6,2 persen dan penyakit kanker 1,5 persen.

Baca Juga

"Artinya, orang-orang ini kondisinya sudah sakit yang berpengaruh pada imunitas tubuhnya, sehingga Covid-19 akan bertambah berat pada orang ini dibanding yang lain," kata Cut dalam konferensi pers melalui telekonferensi yang dipantau di Jakarta, Selasa.

Dalam memeringati hari hipertensi sedunia, Cut mengajak masyarakat meningkatkan kesadarannya akan kesehatan dengan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin ke fasilitas kesehatan ataupun posbindu. Dengan melakukan pemeriksaan secara rutin, penyakit tidak menular seperti hipertensi dapat segera diketahui secara dini dan lebih cepat mendapatkan penanganan.

Cut menyerukan agar orang yang sudah memiliki riwayat hipertensi meminum obat dengan rutin agar tekanan darahnya terkendali. Dengan begitu, hipertensinya tidak berimplikasi pada munculnya gangguan kesehatan lain.

Cut menyebut, hipertensi bisa memicu gangguan kesehatan lain. seperti gagal ginjal, strok, dan jantung koroner. Padahal, menurutnya, penyakit hipertensi adalah penyakit tidak menular yang sangat bisa dicegah dengan mengubah pola hidup menjadi lebih sehat.

Persoalannya, dari 10 orang yang memiliki penyakit tidak menular, seperti hipertensi, hanya tiga orang yang mengetahui dirinya memiliki gangguan kesehatan sementara tujuh lainnya tidak menyadarinya. Orang yang memiliki penyakit hipertensi bisa tidak merasakan gangguan kesehatan apapun sehingga dianggap baik-baik saja.

Cut mengajak masyarakat agar mengubah perilaku menjadi lebih sehat dengan membatasi asupan gula, garam, lemak, berolahraga secara teratur, mengonsumsi gizi seimbang, istirahat cukup, dan menghindari faktor risiko, seperti merokok.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement