REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi memimpin forum antaragama global secara virtual, dengan partisipasi dari para ulama Muslim, rabi Yahudi, pendeta Kristen dan tokoh agama lainnya. Kerajaan Arab Saudi menjadi tuan rumah acara online yang dimulai pada Selasa.
Acara tersebut bagian dari kepresidenannya tahun ini dari Kelompok 20 negara kaya dan berkembang terkemuka (G20). Forum lima hari tersebut diselenggarakan oleh Pusat Dialog Internasional yang didanai Saudi.
Faisal bin Muaammar, yang mengepalai Pusat Dialog Internasional, mengatakan kepada Associated Press tujuan acara tersebut meningkatkan hubungan di antara berbagai agama. "Kami berbicara tentang hubungan antaragama, antara Muslim, Kristen, Yahudi, Budha, dan Hindu. Dialog ini tidak memiliki agenda politik sama sekali atau arah politik dalam hal percakapan atau negosiasi politik," kata Faisal, dilansir di Al Arabiya, Rabu (14/10).
📢 HAPPENING NOW: The Opening Plenary Meeting for #G20Interfaith Forum Saudi Arabia.
Follow this feed for live updates. pic.twitter.com/lu5h2pXqXK
— IF20 (@IF20org) October 13, 2020
Meski demikian, dia mengatakan forum antaragama seperti ini dapat membantu membangun jembatan antarmanusia dan negara. "Jika digunakan untuk alasan yang benar, masukan dari pemuka agama atau pihak beragama sangat bagus untuk proses perdamaian di dunia," ujarnya.
Acara tersebut awalnya direncanakan diadakan di Riyadh, Arab Saudi. Namun karena kondisi pandemi virus corona, forum tersebut diadakan secara virtual seperti acara tingkat tinggi G-20 lainnya yang diselenggarakan oleh Arab Saudi.
Pada sesi pembukaan, Selasa (13/10), pembicara yang tampil di antaranya menteri urusan agama Saudi, sekretaris jenderal Liga Dunia Muslim yang berbasis di Saudi, mufti agung Mesir, uskup agung Konstantinopel-Roma Baru dan patriark ekumenis, presiden Konferensi Rabi Eropa, dan Perwakilan PBB.