Jumat 16 Oct 2020 01:34 WIB

Dai Harus Miliki Kemampuan Membuat Konten Kreatif

Dai atau pendakwah dapat pula disebut sebagai influencer.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Dakwah
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Dakwah

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Media dakwah kreatif berkembang seiring kemajuan teknologi yang jadi bagian penting kehidupan masyarakat di Indonesia. Karenanya, komunikator harus kembangkan dakwah lewat media yang disajikan menarik, memudahkan penyampaian.

Guru Besar Komunikasi Islam UIN Syarif Hidayatullah Andi Faisal Bakti mengatakan, era saat teknologi bergerak sangat cepat telah pengaruhi generasi muda. Mereka semakin lincah menggunakan sosial media sebagai media komunikasi.

Baca Juga

Tapi, ia berpendapat, sampai saat ini masih belum banyak orang yang memahami cara-cara berdakwah. Bahkan, termasuk bagi orang-orang yang selama ini sudah menggunakan media sosial sebagai media dakwah sekalipun.

"Kreativitas media dakwah masih belum memadai, landscape dakwah juga masih minim," kata Andi dalam Studium Generale yang digelar Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Kamis (15/10).

Ia menilai, media dakwah kreatif jadi penting di Indonesia karena komunikator harus memahami dulu esensi media yang ingin dipakai. Sebab, kata Andi, media bisa jadi pemberi pesan, pengenal budaya, dan penentu keberhasilan komunikasi.

"Yang menentukan sebuah media berhasil diterima masyarakat adalah kreativitas yang diolah kreator, sehingga menarik dan dapat diterima dengan mudah," ujar Andi.

Dulu, orang berdakwah hanya terpatok pada media konvensional seperti mimbar masjid, berkembang ke radio lalu televisi. Kini, variasi banyak dan media sosial dirasa paling mudah dijangkau dan banyak dipakai pendakwah era modern.

Bicara media sosial, kini muncul banyak influencer yang datang dari kalangan artis. Bahkan, anak-anak muda lewat ide kreatifnya memberikan sajian menarik yang khusus membicarakan agama, baik lewat vlog, podcast dan akun YouTube.

Andi menekankan, pendakwah dapat pula disebut sebagai influencer. Yang mana, memiliki tugas mengajak orang untuk berbuat kebaikan sesuai perintah Allah SWT, tapi harus kreatif dan menarik karena tujuannya mengajak bukan memaksa.

Artinya, sekadar menyampaikan kebaikan, tidak untuk membuat orang berubah seketika kepada keyakinannya, tapi memberikan pengetahuan tentang indahnya Islam. Karenanya, dai-dai harus memiliki kemampuan membuat konten kreatif.

"Para dai dapat bekerja sama dengan para praktisi media, dapat bekerja sama dengan publik figur dari kalangan selebritis, juga bisa bekerja sama dengan influencer," kata Andi.

Pada kesempatan itu, artis Oki Setiana Dewi turut membagikan pengalamannya. Terlebih, beberapa tahun terakhir Oki merupakan salah satu tokoh perempuan Indonesia yang cukup giat berdakwah di depan kamera.

Ia mengungkapkan, ustaz-ustaz besar yang sempat bekerja sama dengannya telah pula memanfaatkan konten kreator sebagai mitra berdakwah. Ada Ustaz Adi Hidayat, Ustaz Abdul Somad, Ustaz Khalid Basalamah dan lain-lain.

Bahkan, Oki menilai, salah satu program televisinya dapat bertahan sampai 10 tahun terakhir tidak lain karena kreativitas terus dikembangkan tim mereka. Jadi, penyampaian dakwah tidak hanya melalui monolog pendakwah membahas tema.

Ada dialog tanya jawab dengan inovasi menjawab pertanyaan lewat media sosial. Tim kreatif sengaja melibatkan ustaz untuk berinteraksi langsung dengan jamaah melalui media sosial, pendekatan yang berdampak baik bagi kelangsungan acara.

"Jadi, penonton tidak hanya fokus ke media televisi, namun dipecah ke media sosial atau email. Inovasi tidak berhenti di situ saja, ada segmen sirah yang bertujuan mengambil perhatian dan simpati penonton lewat cerita menyentuh." ujar Oki.

Untuk itu, ia menambahkan, fleksibilitas dakwah harus terus dilakukan dengan menyesuaikan seiring perkembangan zaman. Sebab, Oki mengingatkan, masyarakat tidak lagi dapat menangkap pesan dakwah hanya dari pendekatan konvensional.

"Namun, beralih melalui media pengajian eksklusif dan sosial media," kata Oki.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement