Kamis 15 Oct 2020 20:35 WIB

Dua Penyebab Tren Naiknya Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia

Kasus aktif Covid-19 secara nasional masih terus mengalami peningkatan tiap pekannya.

Red: Andri Saubani
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan kepada pasien tanpa gejala ketika baru tiba untuk melakukan isolasi mandiri di Hotel Ibis Senen, Kwitang, Jakarta, Kamis (15/10). Pemerintah dan Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) telah menyipakan sebanyak 120 Hotel untuk dijadikan tempat isolasi mandiri atau merawat pasien positif Covid-19 tanpa gejala  yang tidak memiliki tempat untuk menjalankan isolasi mandiri. Sejumlah hotel yang tersebar di sembilan provinsi itu memiliki kapasitas hunian sebanyak 13.334 tempat tidur.Prayogi/Republika.
Foto: Prayogi/Republika
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan kepada pasien tanpa gejala ketika baru tiba untuk melakukan isolasi mandiri di Hotel Ibis Senen, Kwitang, Jakarta, Kamis (15/10). Pemerintah dan Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) telah menyipakan sebanyak 120 Hotel untuk dijadikan tempat isolasi mandiri atau merawat pasien positif Covid-19 tanpa gejala yang tidak memiliki tempat untuk menjalankan isolasi mandiri. Sejumlah hotel yang tersebar di sembilan provinsi itu memiliki kapasitas hunian sebanyak 13.334 tempat tidur.Prayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Sapto Andika Candra, Rr Laeny Sulistyawati

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melihat ada dua pendorong utama tren naiknya kasus aktif Covid-19 secara nasional. Pertama, testing atau pemeriksaan RT-PCR yang memang semakin meningkat jumlahnya. Semakin banyak orang yang dites, maka semakin tinggi pula peluang temuan kasus positif Covid-19.

Baca Juga

Alasan kedua, masih banyaknya masyarakat yang abai terhadap pelaksanaan protokol kesehatan. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 menilai bahwa peningkatan jumlah kasus aktif, terutama di 10 provinsi prioritas, disebabkan kepatuhan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan yang masih rendah.

"Oleh karena itu satgas sebenarnya tidak bosan-bosan mengimbau masyarakat dapat ikut berperan aktif dalam menjalankan disiplin protokol kesehatan. Apa yang kita lakukan agar disiplin dan patuh memakai masker, menjaga jarak, serta mencuci tangan belum sebanding dengan beratnya perjuangan dokter dan nakes yang merawat pasien di RS," ujar Wiku menjelaskan panjang lebar, dalam keterangan pers, Kamis (15/10).