Kamis 22 Oct 2020 21:11 WIB

Polda Bali Usut Oknum yang Sebarkan Brosur Ajakan Penjarahan

Polda Bali usut oknum yang sebarkan brosur yang mengajak melakukan penjarahan.

Kepala Kepolisian Daerah Bali, Irjen Pol Petrus Reinhard Golose
Foto: Republika/Mutia Ramadhani
Kepala Kepolisian Daerah Bali, Irjen Pol Petrus Reinhard Golose

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kapolda Bali Irjen Petrus Reinhard Golose mengatakan akan mengusut dan memantau oknum yang menyebarkan serta menempel brosur yang mengajak warga melakukan aksi penjarahan. Brosur itu bertuliskan "Mari kita kumpul untuk melakukan aksi unjuk rasa terhadap pemerintah, serang, hancurkan, jarah dan bakar".

"Bagaimana kita mencari pelaku dan lainnya, tetap kita usut, tetap kita pantau. Kita juga sudah monitor kegiatan, meskipun ada memprovokasi dan menyebarkan rasa ketakutan itu," kata Kapolda Bali, saat ditemui usai unjuk rasa di Denpasar, Kamis (22/10).

Baca Juga

Golose menegaskan bahwa pihaknya akan menjaga keamanan dan ketertiban demi menyelamatkan perekonomian. "Tadi lebih banyak polisinya, dengan perintah saya lakukan persuasif dan humanis, serta tidak melakukan tindak kekerasan," kata Golose

Ia mengatakan bahwa tetap melakukan penyidikan terkait oknum yang ingin memprovokasi Bali. Menurut dia, Bali saat ini dalam keadaan sulit, terlebih lagi jika dilihat dari tingkat ekonomi sampai minus. Selain itu, semuanya juga sedang bermasalah dengan Covid-19. 

"Walaupun sudah naik ditingkat kesembuhan, dan yang p saya yakinkan kami tetap bisa menjaga keselamatan masyarakat," ucapnya.

Golose mengatakan tetap melakukan patroli dalam skala besar, baik dengan kendaraan bermotor maupun patroli tidak berseragam untuk menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat Bali. "Kami dari Polda Bali, tidak menginginkan kekerasan dan juga anarkis yang muncul dari para pendemo, yang kita siapkan polwan-polwan yang juga merupakan teman dari pendemo, sehingga kejadian-kejadian yang mungkin terjadi di tempat lain tidak terjadi di Bali," katanya.

Kabid Humas Polda Bali, Kombes Syamsi mengatakan bahwa terkait selebaran itu belum ada saksi yang dipanggil untuk diperiksa."Kita belum tahu (indikasi provokasi) sedangkan dari pihak yang mengatasnamakan di kertas itu saja mereka (Bali Tidak Diam) mengaku tidak ada membuat ajakan-ajakan yang sifatnya anarkis seperti itu," katanya.

Syamsi menambahkan saat ini tetap diselidiki, jika sudah ada temuan maka akan diteruskan dengan penyidikan. "Dari pihak yang mengatasnamakan disitu kan kita sudah cari informasi, ternyata bukan mereka yang buat. Kita enggal panggil tapi dengan mencari informasi lebih lanjut," ucapnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement