REPUBLIKA.CO.ID, Selain Khazaria, surga Yahudi di Abad Pertengahan adalah Spanyol. Khilafah Umayyah di Spanyol sedang dalam masa kejayaannya ketika Yahudi bermigrasi besar-besaran ke sana, menghindari pembatisan paksa dan penyiksaan dari para kaisar Romawi Byzantium.
Migrasi orang-orang Yahudi ke Spanyol tersebut difasilitasi khalifah atas permintaan menteri utamanya yang seorang Yahudi, Hasdai Ibn Shaprut.
Di sana, di bawah naungan Islam, orang-orang Yahudi menjalani masa keemasan (golden age) kedua setelah masa Nabi Dawud dan Nabi Sulaiman. Tapi, berbeda dengan Yahudi Ashkenazi, orang-orang Yahudi di Spanyol ini lebih dikenal dengan istilah Yahudi Sephardi.
Adanya orang-orang Yahudi yang membangun sebuah kerajaan di Khazaria, turut menarik perhatian Hasdai. Dia pertama kali mendengar adanya Kerajaan Yahudi Khazaria dari para pedagang asal Khurasan, Persia. Semula dia tidak memercayainya.
Karena, menurut 'rukun iman' orang Yahudi, hanya seorang Messiah yang bisa merestorasi Kerajaan Dawud dan Sulaiman. Tapi, setelah mengonfirmasi misi diplomat Byzantium yang berkunjung ke sana, Hasdai pun akhirnya percaya.
Tapi, kenyataan itu membuatnya penasaran. Dia pun kemudian menyurati Raja Khazar saat itu, yang bernama Joseph. Dia menanyakan berbagai hal, antara lain dari suku mana, dari 12 suku Israel, dia berasal. Sebab, dia menduga, raja Khazar tersebut berasal dari Palestina.
Menjawab pertanyaan sulit itu, dalam surat balasannya Joseph menulis bahwa nenek moyangnya, Raja Bulan, adalah seorang penakluk bijaksana yang mengusir penyihir dan penyembah berhala dari negerinya. Suatu ketika, malaikat muncul dalam mimpinya, mendesak dia untuk menyembah Tuhan yang satu, dan Tuhan menjanjikan akan memberkati dan memperbanyak keturunan Bulan, membuat musuh takluk di tangannya, dan membuat kerajaannya abadi hingga akhir dunia.
Arthur Koestler. Dalam bukunya yang berjudul The Thirteenth Tribe: The Khazar Empire and Its Heritage, menilai jawaban Raja Joseph tersebut terinspirasi dari Kitab Kejadian Perjanjian Lama yang bercerita tentang janji Tuhan kepada Ibrahim. Dan, lewat cerita ini, Koestler menilai Khazar mencoba mengklaim dirinya sebagai ras terpilih yang membuat perjanjian dengan Tuhan, kendati mereka bukan keturunan Ibrahim dan Ya'kub.
Mendapat jawaban itu, Hasdai pun tertarik untuk berinteraksi lebih lanjut. Dia lalu mengirim lagi utusan ke Khazaria. Utusan itu bernama Isaac bar Nathan. Namun, utusannya hanya sampai Konstantinopel, yang karena keamanannya terancam, akhirnya pulang kembali ke Andalusia.
Tapi, kesempatan itu akhirnya datang juga, ketika duta dari Eropa timur tiba di Kordoba, yang dua di antaranya penganut Yahudi yaitu Mar Saul dan Mar Joseph, yang kemudian menawarkan diri mengantarkan surat Hasdai kepada Raja Khazar. Dan, surat kali ini pun masih berisi pertanyaan menyelidik dari Hasdai.
Hasdai menulis: "Saya masih sangat ingin tahu, apakah benar ada tempat di bumi ini, di mana orang-orang Israel dilecehkan, telah benar-benar memerintah dirinya sendiri dan tidak tunduk pada siapapun. Jika itu memang telah terjadi, saya tidak ragu untuk meninggalkan semua kemuliaan saya, mengundurkan diri dari jabatan tinggi yang saya sandang, meninggalkan keluarga saya, dan melakukan perjalanan melintasi pegunungan dan lembah, tanah dan air, untuk tiba di tempat tuanku Raja berkuasa… dan saya masih memiliki satu pertanyaan lagi yang berkaitan dengan itu, apakah Anda tahu mukjizat akhir zaman tentang kedatangan Messiah yang kita tunggu, yang akan mengembara dari satu negara ke negara lain...."
Joseph menjawab bahwa telah berbohonglah orang yang menyatakan bahwa 'tongkat' Judah telah jatuh selamanya dari tangan kaum Yahudi dan tidak ada lagi selamanya tempat di bumi bagi mereka untuk mendirikan kerajaan. Sekadar informasi, Kerajaan Judah atau Yehuda atau Yudea yang beribukota Yerusalem, adalah kerajaan terakhir yang didirikan bani Israel, sebelum diruntuhkan Nebukadnezar dari Babylonia. Selanjutnya, Joseph menyampaikan genealogi kaumnya. Dia terus terang mengakui bukan keturunan Shem, tapi keturunan anak ketiga Nuh, yaitu Japhet/Yafits. Atau, lebih tepatnya, mereka adalah keturunan cucu Japhet yang bernama Togarma.
Togarma, tulis dia, memiliki sepuluh anak, yang merupakan nenek moyang dari semua suku Turk. Joseph menulis, "Kami telah mencatat silsilah keluarga kami, bahwa Togarma memiliki sepuluh anak, yang masing-masing bernama: Uighur, Dursu, Avars, Huns, Basilii,Tarniakh, Khazars, Zagora, Bul gars, Sabir. Kami adalah anak cucu Khazar, dari anak ketujuh (Togarma)…" Surat menyurat Hasdai dengan Raja Khazar ini masih terdokumentasi dengan baik, yang bisa dilacak dengan mengetikkan kata kunci "Khazar Correspondence" di mesin pencari Google.
Identitas sejumlah suku yang disebutkan oleh Joseph tersebut, agak meragukan bila disandingkan dengan teks Ibrani. Karakteristik yang ditampilkan dalam genealogi ini adalah menggabungkan Kitab Kejadian dengan tradisi suku-suku Turki. Hal ini, menurut pendapat Arthur Koestler, sekaligus memperlihatkan bahwa Khazar adalah orang-orang Magog.