REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah pengamat mengatakan, kemunculan nama kader eksternal dalam bursa calon ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menunjukan partai tersebut tengah mengalami krisis kepemimpinan dan kegagalan dalam kaderisasi. Menjawab itu, politikus senior PPP Akhmad Muqowam memandang sebaiknya calon ketua umum PPP berasal dari internal partai.
"Sebaiknya dari internal partai. Sebab tantangan terbesar partai-partai hari ini adalah banyak posisi pejabat publik (legislatif dan pimpinan daerah) berasal dari luar partai, hal itu menandakan banyak partai di Indonesia gagal dalam melakukan proses kaderisasi. Saya kira bukan hanya persoalan PPP saja," kata Muqowam, Senin (26/10).
Sementara itu, sejumlah nama kader internal juga disebut-sebut bakal bertarung dalam perebutan kursi ketua umum PPP. Di antaranya Suharso Monoarfa, M Mardiono, dan Akhmad Muqowam. Muqowam pun tak menampik terkait kabar tersebut.
"Untuk dan atas nama perkhidmatan terhadap partai dan umat, saya kira siapapun harus siap," tegasnya.
Menurutnya sesulit apapun masa depan PPP, ia berharap agar ketua umum terpilih nanti mau dan mampu mengakomodasi pihak-pihak yang berbeda dalam proses Muktamar. Namun demikian, ia menyerahkan sepenuhnya proses pemilihan dalam muktamar yang akan digelar Desember mendatang.
"Muktamar sangat ditentukan oleh pemilik suara, yaitu DPW dan DPC PPP se Indonesia. Mampukah teman-teman DPW dan DPC bersikap dan berperilaku mandiri dan obyektif dalam Muktamar? Sebab kemandirian dan obyektifitas itu akan menjadi modal sangat menentukan suksesnya Muktamar dan masa depan PPP," ujarnya.
Sebagai partai Islam, Muqowam mengingatkan agar para kader PPP menjauhkan diri dari perilaku yang melanggar nilai-nilai keislaman. Ia meyakini, eksistensi PPP tidak akan pernah lepas dari pertolongan dari Allah SWT.
"Maka aparat, kader dan warga partai seyogyanya mampu melaksanakan nilai-nilai Islam dalam melakukan peran dan aktivitas kepartaian," ungkapnya.