Sabtu 31 Oct 2020 18:45 WIB

Sayyid Hasan Nasrallah: Prancis Pancing Perang Lawan Islam 

Pemimpin tertinggi Hizbullah menyebut Prancis picu perang lawan Islam

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nashih Nashrullah
Pemimpin tertinggi Hizbullah, Sayyid Hasan Nasrallah, menyebut Prancis picu perang lawan Islam
Foto: futurodelmundo
Pemimpin tertinggi Hizbullah, Sayyid Hasan Nasrallah, menyebut Prancis picu perang lawan Islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemimpin tertinggi Hizbullah Lebanon, Sayyid Hassan Nasrallah, menyatakan Prancis telah menyeret dirinya sendiri ke dalam pertempuran dengan umat Islam terkait karikatur Nabi Muhammad SAW.

Dia lantas mendesak Prancis agar mundur dari pembelaannya terhadap karikatur Nabi Muhammad dan meminta agar negara itu tidak memicu ketegangan. 

Baca Juga

"Otoritas Prancis telah menyeret diri mereka sendiri dan seluruh Prancis, mereka ingin menyeret seluruh Eropa, ke dalam pertempuran dengan Islam dan Muslim untuk alasan yang lemah dan terkadang tidak diketahui," kata Nasrallah pada Jumat, dilansir di Al Arabiya, Sabtu (31/10).

Namun demikian, dia memperingatkan bahwa itu adalah pertempuran yang kalah. Nasrallah mengatakan bahwa pihak berwenang Prancis tidak lantas memperbaiki masalah, namun justru menjadi keras kepala dengan alasan kebebasan berekspresi. 

Pemerintah Prancis di bawah Presiden Emmanuel Macron justru mendukung karikatur Nabi Muhammad dipajang di gedung-gedung pemerintahan. "Jangan biarkan ejekan, agresi ini berlanjut, dan seluruh dunia akan berdiri bersamamu. Anda perlu berpikir untuk memperbaiki kesalahan ini," ujarnya.  

Nasrallah kemudian mendesak Prancis untuk bersikap adil. Pasalnya, tidak ada Muslim di dunia yang akan menerima martabat dan Nabi mereka dihina. 

Dia juga mengecam penyerangan di sebuah gereja di kota Nice, Prancis, yang menewaskan tiga orang. Penyerang tersebut dicurigai seorang pemuda Tunisia. 

Menurut Nasrallah, aksi penyerangan seperti demikian ditolak Islam, yang melarang pembunuhan orang yang tak berdosa. "Bahkan jika pelakunya adalah seorang Muslim, tidak ada yang harus meminta pertanggungjawaban Islam atas kejahatan ini," tambahnya. 

Hizbullah yang didukung Iran adalah satu-satunya pihak yang tidak dilucuti setelah perang saudara Lebanon 1975-1990 dan ditetapkan Amerika Serikat sebagai kelompok teroris. 

Namun, kelompok ini juga merupakan pemain politik utama di negara itu dan memegang kursi di parlemen. Sementara itu, kemarahan telah meletus di dunia Islam atas pembelaan Macron terhadap hak menerbitkan kartun Nabi Muhammad. 

Macron membuat pernyataan kontroversial setelah seorang guru di Prancis dibunuh oleh seorang remaja ekstremis di pinggiran kota Paris pada 16 Oktober 2020 lalu. 

Guru tersebut mempertunjukkan kartun Nabi Muhammad yang diterbitkan majalah satir Charlie Hebdo selama pelajaran tentang kebebasan berekspresi.

Sejak pembantaian di kantor Charlie Hebdo pada Januari 2015, Prancis memang berada dalam siaga tinggi. Kala itu, Charlie Hebdo menerbitkan karikatur Nabi Muhammad. 

Sejak itu, gelombang serangan yang disebut oleh jihadis telah menewaskan lebih dari 250 orang. Ketegangan semakin meningkat setelah majalah itu menerbitkan ulang karikatur Nabi Muhammad, saat sidang tersangka kaki tangan pembantaian 2015 digelar September lalu. 

Sumber: https://english.alarabiya.net/en/News/middle-east/2020/10/31/Hezbollah-chief-France-dragged-itself-into-battle-with-Muslims-over-Prophet-cartoons

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement