Jumat 06 Nov 2020 15:01 WIB

Tak Suka Goda Perempuan, Bintang Emon: Saya Dibilang Cupu

Bintang Emon lebih suka berkenalan langsung bila tertarik dengan perempuan

Rep: Umi Nur Fadhilah/Antara/ Red: Nora Azizah
Bintang Emon lebih suka berkenalan langsung bila tertarik dengan perempuan (Foto: Komedian Bintang Emon)
Foto: Tangkapan layar youtube
Bintang Emon lebih suka berkenalan langsung bila tertarik dengan perempuan (Foto: Komedian Bintang Emon)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Catcalling merupakan bentuk menggoda perempuan, seperti memanggil-manggil dengan nada menggoda atau bersiul. Catcalling pada dasarnya adalah bentuk pelecehan secara verbal kepada perempuan.

Komedian Muda, Bintang Emon, ternyata tidak nyaman dengan tindakan catcalling terhadap perempuan. Pemilik nama lengkap Gusti Muhammad Abdurrahman Bintang Mahaputra itu bahkan pernah dibilang cupu karena tidak suka melakukan catcalling.

Baca Juga

“Saya dibilang cupu, sok suci,” kata Bintang dalam Press Conference 'The Body Shop Indonesia: Semua Peduli Semua Terlindungi Sahkan RUU PKS', Kamis (5/11).

Beberapa kali saat temannya melakukan catcalling, pelawak yang pernah menjadi santri di salah satu pesantren di Jombang, Jawa Timur itu merasa bahwa tindakan itu tidak tepat. Menurut penilaiannya, tindakan tersebut membuat perempuan tidak nyaman.

Bintang mengaku sering berlawanan arus dengan teman-temannya, termasuk dalam hal menggoda perempuan. Menurut dia, menarik perhatian perempuan tak perlu dilakukan dengan catcalling. Laki-laki bisa berkenalan secara langsung apabila tertarik dengan lawan jenis.

"Saya merasa itu hal yang norak. Ada cara lain untuk mencari perhatian perempuan. Apalagi saudara-saudara perempuan saya juga bilang hal itu mengganggu," tuturnya.

Menurut Bintang, selama ini dia memang lebih banyak memilih untuk diam. Dengan pemahamannya yang mulai meningkat, dia menyatakan akan mulai melakukan edukasi publik tentang kekerasan seksual melalui muatan-muatan yang biasa dia buat.

"Ini sekaligus menjadi pembuktian bagi milenial untuk berkontribusi kepada negara. Kami, generasi milenial, adalah bagian dari bangsa Indonesia. Hanya dari usia saja kami masih muda, masih baru. Namun, kami tetap punya hak untuk menyuarakan hal-hal yang tidak sesuai," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement