Senin 16 Nov 2020 19:56 WIB

Fenomena La Nina Picu Hujan Ekstrem di Indonesia

November hingga awal tahun 2021 beberapa wilayah di Indonesia alami hujan ekstrem.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Hujan Petir
Foto: pixabay
Ilustrasi Hujan Petir

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG  -- Memasuki November, Indonesia mulai mengalami musim hujan akibat peralihan angin timuran yang bertiup dari benua Australia (Monsun Timur) menjadi angin baratan yang bertiup dari benua Asia (Monsun barat).

Pada dasarnya, angin ini membawa massa udara yang mengandung uap air karena melewati kawasan laut yang luas. Hal ini menyebabkan sebagian besar wilayah Indonesia menjadi lebih basah.

Baca Juga

Dosen Program Studi Sains, Atmosfer dan Keplanetan (SAP) Institut Teknologi Sumatera (Itera) Lampung Alvin Pratama mengatakan, satu hal yang menjadi perhatian, pada November 2020 hingga awal tahun 2021 beberapa wilayah di Indonesia berpotensi mengalami hujan dengan intensitas tinggi akibat adanya fenomena La Nina.

Fenomena La Nina  ini, ujar dia, berkaitan dengan lebih dinginnya suhu muka laut di Pasifik Ekuator bagian Timur dan lebih panasnya suhu muka laut wilayah Indonesia.

Menurut dia, kondisi ini menyebabkan meningkatnya suplai uap air untuk pertumbuhan awan hujan dan meningkatkan intensitas curah hujan di wilayah Indonesia.  Fenomena La Nina diprediksi akan mencapai puncaknya pada akhir bulan Desember 2020 dan hingga awal tahun 2021.

“Pada tahun 2020 hingga 2021 ini, potensi terjadinya intensitas curah hujan tinggi di beberapa wilayah di Indonesia sangat besar. Hal ini juga didorong dari hasil pengamatan anomali suhu muka laut pada zona ekuator di Samudera Pasifik yang menunjukkan adanya fenomena La-Nina,” kata Alvin dalam keterangan persnya, Senin (16/11).

Ahli bidang Meteorologi Lingkungan tersebut menjelaskan, potensi kejadian La Nina ini juga didukung dari hasil simulasi yang dilakukan oleh BMKG dan beberapa pusat layanan iklim dunia. Dari hasil tersebut diperkirakan kejadian La Nina dapat terus berkembang mencapai intensitas moderate pada akhir tahun 2020 dan diperkirakan mulai meluruh pada Februari dan berakhir sekitar Maret - April 2021.

Mengutip data klimatologi BMKG, Alvin menyebut, peralihan angin monsun ini diprediksi akan dimulai dari wilayah Sumatra pada Oktober 2020. Selanjutnya, wilayah Kalimantan dan diikuti sebagian wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara pada November 2020. Sepenuhnya akan dominan di wilayah Indonesia pada bulan Desember 2020 hingga Maret 2021.

Di Lampung, Alvin menyebut, pemantauan stasiun meteorologi di taman alat UPT MKG Itera total curah hujan pada Oktober sudah masuk kategori menengah dengan jumlah 112,6 mm. Hal ini berpotensi terus mengalami peningkatan, terutama menjelang pergantian tahun yang juga merupakan efek adanya fenomena La Nina.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement