REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Polisi Selandia Baru memperkenalkan seragam dengan jilbab resmi pertama mereka, Selasa (17/11). Keputusan menjadikan jilbab sebagai seragam resmi untuk polisi wanita itu juga bertujuan untuk mendorong lebih banyak perempuan Muslim untuk bergabung di kepolisian.
Anggota polisi yang terbilang baru, Constable Zeena Ali akan menjadi petugas pertama yang mengenakan jilbab pada seragam resmi kepolisian. Seorang juru bicara polisi mengatakan, kepolisian bertujuan untuk menciptakan layanan inklusif yang mencerminkan komunitas beragam di negara yang dipimpin Jacinda Ardern itu.
Polisi Selandia Baru mengatakan, rencana mengembangkan jilbab untuk seragamnya dimulai pada akhir 2018 sebagai tanggapan atas permintaan dari staf polisi yang mengunjungi sekolah menengah. Namun pada penerapannya, Constable Ali adalah orang pertama yang memintanya sebagai bagian dari seragamnya dan diundang untuk ambil bagian dalam proses pengembangan.
Polisi Ali, yang lahir di Fiji dan pindah ke Selandia Baru saat kecil, mengatakan kepada New Zealand Herald bahwa dia memutuskan untuk bergabung di kepolisian setelah serangan teror di Christchurch.
"Saya menyadari lebih banyak wanita Muslim dibutuhkan di kepolisian, untuk pergi dan mendukung orang," katanya dikutip laman BBC, Rabu (18/11).
"Senang rasanya bisa keluar dan menunjukkan jilbab Kepolisian Selandia Baru sebagai bagian dari seragam saya. Saya pikir melihat itu, lebih banyak perempuan Muslim yang ingin bergabung juga," ujarnya menambahkan.
Pasukan lain seperti polisi metropolitan di London dan Polisi Skotlandia menawarkan pilihan seragam berjilbab. Di Inggris misalnya, polisi Metropolitan di London menyetujui hijab seragam pada 2006, diikuti oleh Polisi Skotlandia pada 2016. Di Australia, Maha Sukkar dari Polisi Victoria mengenakan hijab pada 2004.