Kamis 19 Nov 2020 11:05 WIB

Jabar Diproyeksikan Jadi Percontohan Penanganan Covid-19

Pemerintah Provinsi Jabar dari jauh hari sudah menyiapkan strategi melawan Covid-19

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau simulasi  pemberian vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/11/2020). Dalam kunjungannya, Jokowi meninjau satu persatu tahapan simulasi pemberian vaksin COVID-19, dan juga meminta pada saat pemberian vaksinasi nanti lebih sempurna sehingga aman, cepat dan memperhatikan protokol kesehatan.
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau simulasi pemberian vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/11/2020). Dalam kunjungannya, Jokowi meninjau satu persatu tahapan simulasi pemberian vaksin COVID-19, dan juga meminta pada saat pemberian vaksinasi nanti lebih sempurna sehingga aman, cepat dan memperhatikan protokol kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil kedatangan jajaran Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Republik Indonesia (RI), di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (18/11) malam. Kedatangan Watannas yang diketuai Presiden RI ini ingin mengetahui secara langsung bagaimana penanganan Covid-19 di Jabar yang dinilai cukup berhasil.

Menurut Ridwan Kamil, secara teori seharusnya Jabar menjadi daerah paling terdampak penularan Covid-19. Karena, penduduknya  terbanyak di Indonesia sehingga sangat rentan terhadap penularan. "Secara teori Covid-19 harusnya kami ini paling parah terkena dampak karena jumlah populasinya paling padat, tanpa sebuah upaya maka korban terbesar itu harusnya Jabar," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.

Baca Juga

Namun, kata Emil, Pemerintah Provinsi Jabar dari jauh hari sudah menyiapkan strategi dalam melawan Covid-19. Menurutnya, ada lima prinsip yang ia terapkan dalam penanganan Covid-19 di Jabar. Prinsip pertama adalah proaktif. Pemerintah daerah, harus mampu membuat keputusan yang cepat dan tepat tetapi tetap berharmoni.

"Proaktif tapi harmoni tidak berbeda sendiri, contohnya Jabar sudah menerapkan siaga 1 sejak bulan Januari sebelum ada kasus pertama. Proaktif kedua jabar daerah pertama yang punya alat PCR saya beli ke Korea jadi kita sudah ngetes duluan di sini, mengeluarkan istilah AKB (adaptasi kebiasaan baru) dan lainnya," papar Emil.

Prinsip kedua, kata dia, adalah transparan. Salah satunya membangun aplikasi Pikobar (Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar) untuk keterbukaan informasi. "Ketiganya ilmiah, di mana setiap keputusan yang kami buat berdasarkan masukan dari para ahli," kata Emil.

Prinsip berikutnya, kata dia, yaitu inovatif, di mana industri-industri di Jabar digerakkan untuk fokus melawan Covid-19, antara lain membuat alat ventilator, PCR dan alat pelindung diri. "Prinsip kelima adalah kolaborasi dengan berbagai pihak atau institusi sebagai salah satu kunci penanganan pandemi Covid-19 di Jabar," kata Emil.

Sementara itu Sekretaris Jenderal Wantannas Laksda TNI Harjo Susmoro mengatakan, tujuannya datang ke Jabar adalah untuk mendapatkan data secara langsung. Alasan dipilihnya Jabar karena apa pun yang terjadi di Jabar berdampak terhadap nasional. "Pertimbangan lainnya karena dalam penanganan Covid-19 Jabar menurut kami cukup berhasil," katanya.

Harjo berharap, setelah memperoleh data dan informasi yang cukup, Watannas merencanakan  menjadikan Jabar sebagai daerah percontoham percepatan penanganan Covid-19 nasional. "Setelah kita mendapatkan validasi dari Jabar terkait bagaimana penanganan Covid-19 bisa sukses, kalau ini bisa ditarik akan bisa jadi model untuk mempercepat penanganan Covid-19 secara nasional," katanya.

Menurutnya, keberhasilan penanganan Covid-19 di Jabar tak lepas dari peran kepemimpinan yang menjadi teladan. "Saya lihat Pak Gubernur (Jabar) memberikan kepemimpinan yang terbaik melalui keteladanan," kata Harjo.

Wantannas bertugas membuat rancangan tentang kebijakan yang selanjutnya akan diserahkan kepada Presiden selaku Ketua Wantannas. "Kami bertugas membantu Presiden untuk merumuskan penetapan kebijakan strategis, kami datang ke Jabar untuk kajian kewilayahan, tugasnya mengamati, mengidentifikasi, menganalisis dan mengevaluasi setiap persoalan," kata Harjo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement