Selasa 24 Nov 2020 21:40 WIB

Benjamin Netanyahu akan Segera Kunjungi Bahrain

Bahrain mengikuti Uni Emirat Arab yang menormalisasi hubungan dengan Israel

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
 Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan segera mengunjungi Bahrain. Ilustrasi.
Foto: AP/Menahem Kahana/Pool AFP
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan segera mengunjungi Bahrain. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan ia akan 'segera' mengunjungi Bahrain. Ia akan berkunjung usai mendapat undangan dari kepala negara Arab Teluk itu, Putra Mahkota Pangeran Salman al-Khalifa.

Bahrain mengikuti Uni Emirat Arab yang menormalisasi hubungan dengan Israel dalam perjanjian yang ditengahi oleh Amerika Serikat (AS). Ini adalah sebuah kesepakatan yang dianggap bagian dari upaya untuk menahan pengaruh Iran.

Baca Juga

"Kami berdua sangat bersemangat untuk membawa perdamaian bagi rakyat dan negara kami dalam waktu dekat, itu mengapa ia (al-Khalifa) mengundang saya untuk datang dalam kunjungan resmi ke Bahrain dan dengan senang hati saya akan datang," kata Netanyahu dalam pernyataannya, Selasa (24/11).

Dalam pernyataan itu disebutkan undangan disampaikan melalui sambungan telepon antara Khalifa dan Netanyahu. Langkah Bahrain dan UEA dapat kecaman dari Palestina yang berharap dapat merdeka sebelum ada negara Arab yang memperbaiki hubungan dengan Israel.

Delegasi pertama Bahrain mengunjungi Israel pada Rabu (18/11) pekan lalu. Pada Senin (23/11) kemarin pemerintah dan media Israel mengatakan diam-diam Netanyahu mengunjungi Arab Saudi untuk bertemu dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan Al Saud membantah pertemuan tersebut. Netanyahu tidak mengonfirmasi maupun membantah laporan-laporan tersebut.

Pemerintahan Donald Trump menengahi normalisasi hubungan UEA dan Bahrain dengan Israel. Sudan juga menuju normalisasi hubungan dengan Israel. Pada Senin (23/11) delegasi Israel sudah tiba di Sudan.

Pejabat Gedung Putih mengatakan akan semakin banyak negara yang mempertimbangkan untuk memperbaiki hubungan dengan Israel. Akan tetapi perkembangan lebih lanjut tampaknya tidak akan terjadi hingga pelantikan presiden terpilih AS Joe Biden pada 20 Januari mendatang dan menetapkan kebijakan luar negerinya pada Iran.

Biden sudah mengatakan akan membawa Negeri Paman Sam untuk kembali ke kesepakatan nuklir Iran atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Ia juga berjanji untuk bekerja sama dengan sekutu untuk menegakkan syarat-syarat dalam perjanjian tersebut.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement