REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satgas Penanganan Covid-19 mengungkapkan masih ada jeda waktu antara pencatatan data oleh satgas daerah dan satgas pusat. Hal ini ditengarai menjadi salah satu penyebab terjadi penumpukan laporan kasus Covid-19 dalam satu waktu sehingga angkanya melonjak cukup tinggi.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, gap pelaporan data tersebut menjadi salah satu alasan di balik lonjakan kasus harian pada pekan lalu. Namun, hal itu bukan menjadi alasan utama.
Faktor penularan yang tinggi di daerah masih menjadi faktor penentu tingginya kasus Covid-19 di Indonesia. "Itu (lonjakan kasus) merupakan kombinasi antara penularan yang tinggi di sana dan masih adanya gap pencatatan data daerah-pusat," kata Wiku saat dikonfirmasi, Senin (30/11).
Seperti diketahui, tren penambahan kasus Covid-19 di Indonesia masih menanjak. Dalam dua pekan terakhir saja, terhitung sejak Senin (16/11), hanya dua kali kasus harian dilaporkan di bawah 4.000 orang.
Bahkan dalam satu pekan lalu, rekor kasus baru tercatat hingga 3 kali, yakni Rabu (25/11) dengan 5.534 kasus, Jumat (27/11) dengan 5.828 kasus, dan Ahad (29/11) dengan 6.267 kasus.
Bila dilihat secara bulan ke bulan, penambahan kasus Covid-19 di Indonesia memang sejalan dengan peningkatan kapasitas pemeriksaan. Sepanjang November ini misalnya, ditemukan 128.795 kasus baru, naik dibanding 123.000 pada Oktober lalu.
Angka ini sejalan dengan peningkatan kapasitas tes, dari 887.749 orang yang diperiksa pada Oktober lalu menjadi 946.277 orang yang diperiksa pada November ini.