Rabu 02 Dec 2020 03:53 WIB

Jihad dan Teror, Dua Hal yang Bertolak Belakang

Jihad dan teror adalah dua hal yang berbeda bahkan bertolak belakang

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Cendekiawan muslim Quraish Shihab menyampaikan paparan pada pembukaan Forum Titik Temu di Jakarta, Rabu (18/9/2019).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Cendekiawan muslim Quraish Shihab menyampaikan paparan pada pembukaan Forum Titik Temu di Jakarta, Rabu (18/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Saat ini, kerap masyarakat menyamakan jihad dan teror. Namun, jika ditelaah, jihad dan terror adalah dua hal yang berbeda. Bahkan sangat bertolak belakang dalam hakikat, pengertian, tujuan, dan dalam pandangan agama.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teror adalah usaha menciptakan ketakutan, kengerian, dan kekejaman oleh seseorang atau golongan. Ahli Tafsir Alquran Indonesia, Prof. Quraish Shihab menjelaskan dalam bukunya, Islam yang Saya Pahami, teror adalah agresi terhadap mereka yang justru wajib dipelihara keamanannya. Teror juga merupakan suatu bentuk penghancuran terhadap sendi kehidupan harta benda, dan kehormatan manusia. Teror tidak jarang merubuhkan tempat peribadatan dan atau mereka yang sedang beribadah di dalamnya.

Sedangkan jihad terambil dari kata juhd yang mempunyai beragam makna, antara lain upaya, kesungguhan, keletihan, kesulitan, penyakit, kegelisahan, dan lain-lain. Maknanya bermuara pada mencurahkan seluruh kemampuan atau menanggung pengorbanan. Jihad adalah mengerahkan semua kemampuan atau melakukan kegiatan sampai mencapai tingkat yang menyulitkan diri demi menolak keburukan dan meraih kebaikan.

Dalam Alquran, kata jihad terulang 31 kali sedangkan perang hanya empat kali. Perang mengesankan penggunaan senjata yang ditujukan kepada pihak lain. Jihad, tidak selalu begitu. Ada jihad yang disebut jihadan kabira yang berarti jihad besar, yaitu jihad melawan nafsu. Rasulullah SAW bersabda, “Mujahid adalah sosok yang menghadapi dirinya,” (HR At-Tirmidzi).

Jihad juga bisa dikatakan membela agama dan tempat-tempat suci, termasuk tempat yang disucikan oleh penganut agama selain Islam. Peperangan yang diisyaratkan atau diizinkan Allah adalah yang menghindari keruntuhan tempaat-tempat ibadah umat beragama. Sebagaimana Allah berfirman dalam surat Al-Hajj ayat 40 :

ۨالَّذِيْنَ اُخْرِجُوْا مِنْ دِيَارِهِمْ بِغَيْرِ حَقٍّ اِلَّآ اَنْ يَّقُوْلُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ۗوَلَوْلَا دَفْعُ اللّٰهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَّهُدِّمَتْ صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَّصَلَوٰتٌ وَّمَسٰجِدُ يُذْكَرُ فِيْهَا اسْمُ اللّٰهِ كَثِيْرًاۗ وَلَيَنْصُرَنَّ اللّٰهُ مَنْ يَّنْصُرُهٗۗ اِنَّ اللّٰهَ لَقَوِيٌّ عَزِيْزٌ

Allażīna ukhrijụ min diyārihim bigairi ḥaqqin illā ay yaqụlụ rabbunallāh, walau lā daf'ullāhin-nāsa ba'ḍahum biba'ḍil lahuddimat ṣawāmi'u wa biya'uw wa ṣalawātuw wa masājidu yużkaru fīhasmullāhi kaṡīrā, wa layanṣurannallāhu may yanṣuruh, innallāha laqawiyyun 'azīz.

“(yaitu) orang-orang yang diusir dari kampung halamannya tanpa alasan yang benar, hanya karena mereka berkata, “Tuhan kami ialah Allah.” Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentu telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Allah pasti akan menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sungguh, Allah Mahakuat, Mahaperkasa.”

Jihad ditujukan untuk membebaskan kaum lemah dari penganiayaan, tidak seperti teror yang sering kali menghancurkan dan menghasilkan rasa takut tanpa membedakan sasarannya. Dalam jihad dengan senjata diupayakan terlebih dahulu agar tujuan dicapai tanpa mengorbankan harta apalagi jiwa.

Teror sering dilakukan dengan membawa bom bunuh diri. Bahkan menggunakan anak-anak di bawah umur untuk berada di lingkungan sasaran dengan membawa bom sehingga mengorbankan anak dan sasaran yang tidak berdosa.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement