REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satgas Penanganan Covid-19 menyebutkan banyaknya masyarakat yang abai terhadap penerapan protokol kesehatan menjadi alasan utama di balik lonjakan angka kasus Covid-19 dalam dua pekan terakhir. Selain itu, risiko penularan infeksi virus corona juga ikut meningkat seiring banyaknya masyarakat menggelar acara yang berujung pada munculnya kerumunan.
"Masih banyaknya masyarakat yang berkerumun dalam berbagai kegiatan. Kondisi ini memicu terjadinya penularan yang berdampak pada peningkatan kasus aktif. Pada prinsipnya peningkatan kasus aktif dapat dicegah apabila disiplin protokol," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam keterangan pers, Selasa (1/12).
Wiku pun secara khusus meminta pimpinan daerah di dua provinsi, DKI Jakarta dan Jawa Tengah, untuk mengevaluasi implementasi protokol kesehatan dan kebijakan penanganan Covid di wilayahnya. Dua provinsi tersebut mengalami lonjakan kasus cukup tinggi pada pekan lalu. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun memberikan catatan khusus kepada dua provinsi tersebut karena menyumbang lonjakan kasus aktif nasional.
"Terkait peningkatan kasus di DKI dan Jateng, satgas meminta kepala daerah mengevaluasi implementasi protokol kesehatan yang dilakukan pemerintah dan masyarakat secara bersama dan penegakan disiplin terkait prokes yang dilakukan satgas di daerah," kata Wiku.
Bila diperhatikan pada grafik penambahan kasus harian per provinsi yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19, memang terlihat lonjakan cukup tinggi di DKI Jakarta dan Jawa Tengah. Ibu kota terlihat mengalami lonjakan sejak awal November, tepat setelah libur panjang akhir Oktober.
Senasib, Jawa Tengah juga menunjukkan lonjakan sejak awal November. Baik DKI Jakarta dan Jawa Tengah sama-sama sempat mengalami pelandaian kasus harian pada Oktober 2020.