REPUBLIKA.CO.ID, KALIFORNIA -- Lebih dari 23 juta orang di Kalifornia Selatan pada Ahad (6/12) siap menghadapi lockdown paling ketat di Amerika Serikat ketika kasus Covid-19 melonjak ke tingkat tertinggi di negara bagian terpadat itu.
Pembatasan di Kalifornia itu diperintahkan oleh Gubernur Gavin Newsom untuk diberlakukan berdasarkan per wilayah saat ranjang unit perawatan intensif rumah sakit mencapai kapasitasnya. Newsom menyerukan agar bar, salon rambut dan kuku dan toko tato tutup lagi. Pada pukul 11.59 malam pada Ahad, daerah yang terkena dampak, termasuk Kalifornia Selatan, juga diharuskan menutup restoran bahkan di luar ruangan.
Newsom, politisi Demokrat di masa jabatan pertama, mengancam menahan dana dari pemerintah daerah yang menolak melaksanakan pembatasan. Tindakan keras itu membuat marah beberapa warga Kalifornia delapan bulan setelah pandemi dan beberapa pejabat penegak hukum. Para sheriff di Los Angeles dan Riverside County mengatakan mereka tidak akan membantu memaksakan penguncian itu.
"Kantor Sheriff Riverside County tidak akan dipaksa, dirisak atau digunakan sebagai kekuatan melawan penduduk Riverside County dalam penegakan perintah gubernur," kata Sheriff Riverside County Chad Bianco dalam pesan video yang dipasang di laman departemen.
Wilayah Teluk San Francisco juga akan dikunci mulai pukul 10 malam, pada Minggu, di bawah serangkaian perintah terpisah yang dikeluarkan oleh Wali Kota London Breed. Newsom dan Breed sama-sama dikritik tajam setelah makan malam terpisah di restoran mewah Lembah Napa, French Laundry, pada November meski berulang kali memperingatkan warga Kalifornia untuk menghindari kegiatan seperti itu.
Kalifornia melaporkan lebih dari 30.000 kasus baru pada Ahad, melebihi angka sebelumnya negara bagian itu yaitu 21.986 yang ditetapkan pada 4 Desember, dan menandai rekor baru untuk pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit. New Jersey, North Carolina, Virginia dan West Virginia juga mengumumkan rekor kenaikan infeksi baru dalam satu hari.