REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Vaksin Covid-19 dari Pfizer menghadapi satu tantangan lagi sebelum didistribusikan di seluruh Amerika Serikat. Vaksin harus lulus uji sekelompok pakar yang akan memeriksa ada atau tidaknya keganjilan data vaksin tersebut.
Pertemuan sekelompok pakar vaksin Badan Obat-obatan dan Makan (FDA) AS pada Kamis (10/12) menjadi tahapan terakhir sebelum AS mengirimkan jutaan dosis untuk melindungi masyarakat dari virus Corona. Kelompok pakar FDA tersebut fungsinya seperti pengadilan sains.
Mereka memeriksa data dan berdebat di hadapan publik melalui siaran langsung. Para pakar akan membahas apakah vaksin tersebut aman dan cukup efektif untuk digunakan dalam keadaan darurat.
Kelompok itu terdiri dari pakar non-pemerintah di bidang pengembangan vaksin, penyakit menular dan statistik medis. FDA akan menindaklanjuti saran dari para pakar tersebut walaupun mereka tidak wajib untuk melakukannya.
Keputusan FDA menggelar sidang sains ini dilakukan setelah kasus infeksi virus korona di seluruh dunia melonjak tajam. Virus tersebut sudah menewaskan sekitar 1,5 juta orang di seluruh dunia dan sekitar 280 ribu di antaranya dari AS.
Pertemuan tersebut dibayangi peringatan dari regulator Inggris yang mengingatkan agar orang memiliki sejarah alergi parah sebaiknya tidak menerima vaksin tersebut. London sedang menyelidiki dua laporan reaksi alergi yang muncul di hari pertama program vaksinasi massal di Inggris.
Namun vaksin Pfizer tampaknya akan mendapatkan rekomendasi positif dan persetujuan yang cepat dari AS. Sebab pada awal pekan ini ilmuwan FDA mengeluarkan pernyataan yang mengatakan vaksin ini mendapatkan begitu banyak tinjauan positif.
FDA mengatakan penelitian besar Pfizer yang sedang berjalan menunjukkan vaksin yang dikembangkan bersama perusahaan Jerman BioNTech itu 90 persen efektif di berbagai usia, ras dan kondisi kesehatan, termasuk bagi yang menderita diabetes dan obesitas. Efek samping seperti demam, kelelahan dan sakit dilokasi suntikan vaksin dapat diterima.
"Data yang disajikan dalam laporan pengarahan konsisten dengan apa yang kami dengar sebelumnya dan sangat membahagiakan, saya tidak melihat ada hal yang membuat otorisasi kedarurat ditunda," kata kepala Pusat Akses Vaksin Internasional Johns Hopkins University Dr. William Moss.
Pertemuan para pakar vaksin FDA ini juga memberikan regulator itu kesempatan untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap proses pengembangan vaksin Pfizer-BioNTech dan serangkaian vaksin lainnya yang akan didistribusikan kurang dari satu tahun. FDA juga menghadapi pekan yang berat dari pemerintah.
Presiden Donald Trump menyerang lembaga tersebut karena tidak mempercepat mengeluarkan vaksin sebelum pemilihan presiden. Komisioner FDA Stephen Hahn mengakui ada desakan untuk mengeluarkan vaksin lebih cepat.
"Ada begitu banyak pertanyaan mengenai mengapa kami membutuhkan banyak waktu atau 'apakah kami sudah cukup ketat?', saya berharap masyarakat dapat melihat kami dengan transparan kami mengambil sikap yang sangat ketat mengenai hal ini," kata Hahn.
Hahn mengatakan pihaknya sudah mempersiapkan proses untuk memberikan otorisasi dengan mengisi semua dokumen hukum sebelumnya. Apa pun keputusan akhirnya nanti.