Rabu 16 Dec 2020 12:34 WIB

Gaza Mon Amour Palestina Terima Dua Penghargaan

Dua penghargaan diraih film Gaza Mon AMour Palestina.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
 Gaza Mon Amour Palestina Terima Dua Penghargaan, Foto: Industri perfilman (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Gaza Mon Amour Palestina Terima Dua Penghargaan, Foto: Industri perfilman (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pembuat film asal Palestina, Tarzan bersaudara dan Arab Nasser, menerima dua penghargaan dalam Festival Film Internasional Kairo ke-42. Diputar dalam Kompetisi Internasional, film mereka yang berjudul Gaza Mon Amour menerima perhatian khusus dan menonjol dari 14 kontestan lainnya.

 

Baca Juga

Film ini juga dianugerahi Penghargaan Film Arab Terbaik. Penghargaan tersebut diberikan oleh juri khusus untuk film Arab terbaik yang diputar di Kompetisi Internasional atau New Arab Horizons Competition, serta Pekan Kritikus.

Penghargaan senilai 10.000 dolar AS diberikan kepada Gaza Mon Amour dan We Are From There, film produksi Lebanon Prancis yang disutradarai oleh Wissam Tanios.

 

Menurut ringkasan film dan sesuai judulnya, Gaza Mon Amour menggunakan latar yang terjadi di Gaza. Nelayan berusia enam puluh tahun bernama Issa diceritakan diam-diam jatuh cinta dengan Siham, seorang wanita yang bekerja di pasar bersama putrinya Leila.

"Saat ia menemukan patung falik kuno Apollo di jaring ikannya, Issa menyembunyikannya tanpa tahu harus berbuat apa dengan harta karun misterius yang kuat ini. Namun jauh di lubuk hatinya, dia merasa penemuan ini akan mengubah hidupnya selamanya. Anehnya, kepercayaan dirinya mula ikut tumbuh dan akhirnya dia memutuskan untuk mendekati Siham," tulis situs peninjau film, IMDb, dilansir di Ahram, Rabu (16/12).

 

Gaza Mon Amour diputar dua kali di auditorium yang terjual penuh di festival tersebut. Setelah pemutaran, berlangsung tanya jawab yang menampilkan beberapa kru film termasuk produser, Rani Massalha dan Marie Legrand.

 

Menurut laporan yang diterbitkan oleh CIFF Daily Bulletin, Legrand mengatakan pembuatan film tersebut memakan waktu lama, hampir empat tahun sejak tahap persiapan yang paling awal. Waktu yang panjang dibutuhkan terutama untuk gambar yang merupakan produksi bersama dengan negara lain: Jerman, Prancis , Portugal, dan Palestina.

"Dia menyebutkan bahwa syuting film itu hanya memakan waktu dua tahun," tulis Mazen Fawzy. Fawzy menambahkan sutradara mengerjakan sendiri arahan seni untuk mendapatkan hasil yang mereka inginkan.

Legrand mengungkapkan film ini merupakan pertama kalinya aktor veteran Selim Daw berakting dalam film panjang, setelah berpartisipasi dalam beberapa film pendek dan serial Palestina, termasuk peran kecilnya.

Dia melanjutkan dengan menggarisbawahi bahwa film ini dapat dilihat sebagai penghormatan terhadap zaman keemasan sinema Mesir. Karakter utama terlihat mendengarkan lagu-lagu Mesir kuno ketika dia merasa begitu bersemangat tentang cinta.

Gaza Mon Amour telah dinominasikan berkali-kali di beberapa festival. Selain kemenangan CIFF, film ini juga memenangkan beberapa penghargaan termasuk Penghargaan NETPAC (untuk sutradara) di Festival Film Internasional Toronto; Skenario Terbaik; Film Terbaik di Festival Film Internasional Valladolid dan Aktor Terbaik untuk Salim Dau di Antalya Golden Orange Film Festival.

 

Edisi ke-42 dari Festival FIlm Internasional Kairo berlangsung antara 2 dan 10 Desember, dengan memutar lebih dari 80 film. Festival ini juga mencakup sejumlah diskusi dan kelas dengan tokoh-tokoh terkenal dari bidang perfilman Mesir dan internasional.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement