Rabu 16 Dec 2020 14:28 WIB

Film Beranggaran Triliunan Ini Debut di Bioskop 18 Desember

Film The Rescue berfokus pada misi penyelamatan dari penjaga pantai China.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Salah satu adegan film The Rescue.
Foto: Bona Film Group.
Salah satu adegan film The Rescue.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Film The Rescue yang menelan biaya produksi fantastis yaitu 90 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,2 triliun akhirnya akan debut di Houston, Amerika Serikat (AS). Pemutaran film asal China itu sempat tertunda selama hampir setahun lantaran pandemi Covid-19.

Film thriller yang dibintangi Eddie Peng itu mulanya dijadwalkan rilis di layar teater termasuk di AS pada 24 Januari. Namun, Covid-19 melanda China dan memicu penutupan bioskop di berbagai negara sehingga membatalkan rencana distributor CMC untuk rilis global awal tahun 2020.

Setelah menunggu sekian lama, akhirnya mulai 18 Desember 2020 film ini bakal diputar di China, Australia, Selandia Baru, Inggris, dan Amerika Utara. Menurut laman Variety, film ini awalnya akan dipindahkan pada 2021, tetapi dengan semakin padatnya jadwal film aksi tahun depan akhirnya CMC memutuskan untuk merilisnya pada akhir tahun 2020.

"Kami meyakini akan lebih menguntungkan untuk dibuka pada Desember ketika multipleks Amerika sangat haus akan produk baru dan penonton China merayakan tahun baru Imlek," demikian pernyataan CMC seperti dilansir di laman Preview pada Rabu (16/12).

Film The Rescue berfokus pada misi penyelamatan udara, laut, dan gunung dari penjaga pantai China. Namun film ini yang diarahkan oleh Dante Lim ini dianggap tidak terlalu militeristik dibandingkan beberapa film laga China lainnya.

Dalam pernyataannya, CMC mengungkap bahwa The Rescue terinspirasi oleh pahlawan di kehidupan nyata yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk menyelamatkan dan melindungi orang lain. Secara khusus, CMC juga mempersembahkan film ini untuk semua petugas medis dan pekerja garis depan pandemi Covid-19.

Film ini mendapat ulasan beragam. Ada yang menilai film ini cukup baik, ada juga yang kecewa. Film ini dibangun dari rentetan bencana yang luar biasa dan beragam, mulai dari anjungan minyak yang terbakar, jetliner yang jatuh dan kapal yang tenggelam. "Alur tidak monoton dengan diselingi komedi, romansa yang tenang hingga keriuhan darurat medis," kata jurnalis Inggris, Kim Newman.

Mike McCahill dari The Guardian mengaku kurang terkesan. Dia menyebutnya sebagai film konyol yang hanya berlomba untuk menarik perhatian penonton pada tahun baru Imlek China.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement