REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivis Hindu mendesak merek fashion mewah Louis Vuitton untuk menarik matras yoga yang sebagian bahannya terbuat dari kulit sapi. Aktivis itu menyebut jenama asal Prancis tersebut sangat tidak sensitif.
Dalam sebuah pernyataan publik, Presiden Masyarakat Universal Hinduisme, Rajan Zed mengatakan bahwa matras itu sangat tidak pantas digunakan untuk yoga. Sebab umat Hindu menganggap sapi sebagai simbol suci kehidupan.
"Yoga adalah latihan yang sakral dan diperkenalkan serta dijaga oleh umat Hindu. Jadi ketika ada matras yoga yang dibuat dari kulit sapi yang disembelih itu sangatlah menyakitkan," kata Zed seperti dikutip dari The Indian Express pada Kamis (24/12).
Louis Vuitton yang berbasis di Paris tidak segera menanggapi pesan dari The Associated Press (AP) untuk meminta komentar.
Matras yoga yang dirilis Louis Vuitton terbuat dari kanvas dengan detail kulit dan tali pengikat terbuat dari kulit sapi. Matras ini dijual secara online seharga 2.390 dolar AS atau sekitar Rp 33 juta.
Dalam pesan surel ke AP, Zed mendesak eksekutif Louis Vuitton untuk meminta maaf dan mematuhi kode etik perusahaannya, yang mencakup komitmen terhadap tanggung jawab etis dan sosial.
"Perusahaan tidak boleh menjalankan bisnis yang didasari pada penistaan agama, pelecehan praktik spiritual maupun komunitasnya" kata Zed.
Masyarakat Universal Hinduisme, yang berbasis di Reno, Nevada, telah memimpin beberapa kampanye yang menargetkan penyalahgunaan komersial simbol suci.
Organisasi Zed adalah bagian dari koalisi antaragama yang baru-baru ini meminta Anheuser-Busch InBev untuk mengganti nama bir bernama "Brahma". Brahma adalah dewa tertinggi umat Hindu sehingga pelabelan bir itu dinilai menyinggung umat Hindu.
Pada bulan Agustus, raksasa barang rumah tangga Wayfair juga menarik handuk yang menggambarkan dewa Hindu Dewa Ganesha setelah koalisi mengajukan keberatan.