Senin 28 Dec 2020 06:52 WIB

Soal Dugaan Hasil Tes Swab Palsu, Ini Kata Epidemiolog

Metode pengendalian utama wabah Covid-19 adalah di masyarakat.

Rep: Puti Almas/ Red: Friska Yolandha
Seorang anggota Aviation Security (Avsec) memeriksa suhu tubuh calon penumpang pesawat di pintu masuk keberangkatan Bandara Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Sabtu (26/12). Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan surat keterangan swab palsu bisa terjadi karena regulasi yang dikeluarkan belum dipersiapkan secara optimal.
Foto:

Dicky mengatakan strategi 3T yaitu tracing (penelurusuran), testing (pengujian), dan treatment (perawatan) harus ditingkatkan, di mana di Indonesia saat ini menurutnya masih jauh dari memadai. Ia mengatakan harus dilakukan testing atau pengujian sesuai dengan skala penduduk. Selain itu, tes juga harus dilihat sesuai dengan eskalasi pandemi. 

Lebih lanjut, Dicky mengatakan apa yang paling penting terkait tes atau pengujian yang disyaratkan dalam perjalanan bersifat sementara. Ia menyebut ketika seseorang dites dengan hasil negatif Covid-19 pada hari ini, pada keesokan harinya atau bahkan hanya beberapa jam setelahnya dapat berubah menjadi positif. 

“Paling penting terkait tes itu sifatnya sesaat. Bisa saja seseorang hari ini negatif, besok positif Covid-19, itu harus dipahami,” kata Dicky menambahkan.

Karena itu, secara epidemiologi, Dicky mengatakan apa yang paling penting adalah upaya pengendalian di masyarakat. Strategi 3T dan 3M atau mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak yang sudah ada diperkuat dengan pembatasan mobilitas dan interaksi. 

“Pergi hanya bila benar-benar penting atau perlu saja, ini yang masih banyak harus kita lakukan,” jelas Dicky.

Pada pekan lalu, dilaporkan bahwa sejumlah penumpang pesawat yang tiba di Pontianak, Kalimantan Barat diduga membawa surat keterangan hasil tes swab palsu. Hal itu diketahui setelah Satgas Covid-19 Pontianak melakukan pengujian acak dengan metode serupa dan hasilnya menunjukkan bahwa mereka positif terinfeksi virus corona jenis baru.

Tes swab acak dilakukan secara rutin di Bandara Supadio, Pontianak sebagai antisipasi masuknya penumpang yang terinfeksi virus corona jenis baru. Berdasarkan surat edaran yang dikeluarkan pemerintah pusat, penumpang yang melakukan perjalanan udara saat ini harus menunjukkan surat rapid test antigen nonreaktif. 

 

Rapid tes antigen memiliki tingkat akurasi hingga 90 persen. Namun, hasil pengujian melalui metode ini dapat menunjukkan hasil negatif Covid-19 palsu, jika pengambilan sampel dilakukan secara terburu-buru. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement