REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Polisi Rusia menangkap seorang pendeta ultrakonservatif yang telah dinonaktifkan, selama penggerebekan di sebuah biara wanita yang dia kendalikan. Tuduhan terhadap Pastor Sergiy termasuk mendorong anak di bawah umur untuk bunuh diri.
Mantan pendeta itu mengambil alih biara Sredneuralsk dekat Yekaterinburg pada Juni setelah Gereja Ortodoks Rusia melarangnya berkhotbah, dan menolak untuk pergi. Dia membantah adanya pandemi virus corona.
Agamawan kontroversial itu dilarang berkhotbah pada April dan kemudian dicabut hak memakai salib pada Mei, setelah dia mendorong umat untuk tidak mematuhi perintah kesehatan masyarakat, dilansir di BBC, Rabu (30/12).
Pastor Sergiy membantu mendirikan Biara Sredneuralsk di awal 2000-an, dan ratusan pendukung telah berkumpul di sana selama bertahun-tahun untuk mendengarkan khotbahnya.
Otoritas Rusia menutup gereja untuk para jemaat antara April dan Juni, mendorong Pastor Sergiy untuk menuduh mereka bekerja sama dengan pelopor Antikristus.
Pastor Sergiy ditahan dalam penggerebekan pada dini hari Selasa, setelah bentrokan antara polisi dan pengikutnya yang berlangsung sekitar satu jam.
Banyak pria bersenjata yang menjaga biara itu dianggap pemberontak pro-Rusia dari konflik yang sedang berlangsung di Ukraina timur. Beberapa orang mengalami luka ringan termasuk tiga biarawati.
Kemudian pendukung Pastor Sergiy memposting pesan video di mana dia mengatakan bahwa dia baik-baik saja. "Maafkan mereka, Tuhan, karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan, dan bahkan jika mereka melakukannya, ampunilah mereka," katanya tentang para penangkapnya.
Lembar dakwaan terhadap Pastor Sergiy, yang diterbitkan di situs berita lokal Ura.ru, mengatakan bahwa dia secara terbuka mendesak tidak kurang dari 10 biarawati untuk bunuh diri dan memposting rekaman pidatonya di YouTube.
Selama khotbah dia terlihat bertanya kepada jemaatnya, termasuk anak-anak, apakah mereka siap untuk "disalibkan" untuk Rusia, anak-anak mereka dan masa depan mereka.