Sabtu 02 Jan 2021 14:27 WIB

Outlook Keuangan Keluarga Syariah 2021  

Keluarga Muslim seharusnya membuat perencanaan lebik baik sesuai syariah

Luqyan Tamanni dan Murniati Mukhlisin: Pendiri, Edukator, dan Konsultan Sakinah Finance.
Foto: Istimewa
Luqyan Tamanni dan Murniati Mukhlisin: Pendiri, Edukator, dan Konsultan Sakinah Finance.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Luqyan Tamanni dan Murniati Mukhlisin (Pendiri, Edukator, dan Konsultan Sakinah Finance)

Banyak orang menanggap bahwa tahun 2020 ini adalah tahun musibah padahal sebaiknya kita jadikan tahun muhasabah. Mungkin sebagian besar dari kita seumur hidupnya tidak pernah mengalami cobaan ekonomi yang berdampak masif dan global seperti saat ini. Dengan merasakan pengalaman ekonomi dampak Covid-19 ini akan menjadikan kita lebih waspada bersiap-siap untuk menghadapi ujian Allah SWT yang mungkin akan datang lagi dalam bentuk lain. Ujian Allah SWT adalah wujud kasih sayang kepada hambaNya. Hal ini dinyatakan di dalam sebuah hadis qudsi bahwa Allah SWT berfirman: “Jika aku mencintai suatu kaum, maka mereka akan diuji” (HR-At-Thabrani).

Tentu saja kita harus percaya bahwa cobaan apapun yang disampaikan kepada kita senantiasa dalam batas kemampuan kita (QS Al-Baqarah (2): 268). Salah satu jalan keluarnya adalah melalui ikhtiar sabar dan sholat (QS Al-Baqarah (2): 153) dan selalu bermunajat kepada Allah SWT dengan keyakinan bahwa yang kita minta akan dikabulkan (QS Al-Mu’min (40): 60).

Untuk menghadapi situasi keuangan di tahun 2021, ada beberapa tips yang ingin kami sampaikan kepada para keluarga Indonesia yaitu:

1. Para keluarga Muslim seharusnya membuat perencanaan yang lebih baik lagi, perencanaan yang sesuai dengan koridor syariah. Membuat perencanaan yang terstruktur tertulis dan disepakati oleh semua anggota keluarga, khususnya suami dan istri. Semakin terbukanya pengaturan keuangan keluarga, semakin terjalin keharmonisan keluarga dan semakin baik antisipasi yang dapat dilakukan di masa yang akan datang.

2. Keadaan ekonomi Indonesia secara keseluruhan diramalkan positif namun belum pulih sepenuhnya karena pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di tiga kwartal 2020 dilaporkan negatif yaitu minus 5,32 persen di kwartal kedua, minus 3,49 persen di kwartal ketiga dan minus 2,9 persen di kwartal keempat.

Hal ini diakibatkan produksi barang dan jasa yang melambat atau terhenti karena  rendahnya permintaan pasar disebabkan berkurangnya alokasi belanja. Bukan hanya alokasi belanja keluarga yang dipangkas tetapi juga perusahaan, instansi dan negara karena banyak pos yang dialihkan untuk menangani dampak Covid-19.

3. Maka dari itu perlu penggalian potensi sumber dana keluarga dari berbagai jenis peluang bisnis rumahan misalnya bisnis kuliner daring, konsultasi daring, kelas privat daring. Dari sisi peluang bisnis syariah, dengan adanya promosi sektor industri halal maka sektor-sektor selain keuangan syariah dapat menjadi pilihan misalnya makanan dan minuman tersertifikasi halal, pakaian Muslim, kosmetik dan farmasi tersertifikasi halal, dan tentu saja pariwisata ramah Muslim/halal. Keuangan syariah termasuk FinTech syariah sendiri sudah mendapatkan momentumnya yang gerakannya langsung dipimpin oleh Presiden melalui KNEKS guna membawa Indonesia menjadi kiblat ekonomi dan keuangan syariah dunia pada tahun 2024.

4. Salah satu sinyal bahwa kita on the right track adalah perkembangan perbankan syariah yang cukup “rancak” tahun ini. Misalnya, pada 1 Februari 2021 mendatang, Bank Syariah Indonesia yang merupakan gabungan dari tiga bank BUMN syariah yaitu BRI Syariah, BNI Syariah dan Bank Syariah Mandiri akan diluncurkan. Juga, pada pertengahan tahun 2021, rencananya akan hadir Bank Riau Kepri Syariah, yang sedang bertransformasi menjadi bank beroperasi secara penuh syariah.

Sementara itu, tahap akhir implementasi Qanun No. 11/2018  tentang Lembaga Keuangan Syariah di Aceh juga akan menjadi momen penting di tahun 2021. Di Aceh, dengan adanya Qanun No. 11 ini membawa suasana gembira bagi keluarga Muslim karena sekali buka pintu, pelayanan keuangan yang ditawarkan kepada mereka semua adalah pelayanan syariah. Bagi non-Muslim menurut survei singkat beberapa hari ini, mereka mendapatkan kesempatan untuk tahu lebih tentang syariah, dan merasakan bahwa hal ini akan lebih menguntungkan bisnis mereka.

5. Meski optimisme di pasar keuangan cukup tinggi, terutama dengan sudah adanya vaksin, namun sikap hati-hati haruslah dipertahankan. Investasi harus tetap dilakukan dengan mengedepankan rasionalitas dan analisis fundamental yang baik. Selain itu horizon investasi sebaiknya juga bersifat jangka panjang, atau menengah, khususnya ketika masuk ke saham atau logam mulia. Jangan tergoda dengan dinamika pasar yang masih akan sangat fluktuatif di tahun 2021. Dan yang paling penting, selalu sesuaikan investasi kita dengan tujuan keuangan seluruh anggota keluarga. 

6. Sekolah dan kampus satu persatu sudah mengumumkan kegiatan sekolah dan kampus untuk terus diadakan secara daring. Hal ini dikarenakan jumlah pasien Covid-19 yang kembali meningkat. Menurut statistik covid19.go.id, dari awal Desember hingga 16 Desember dilaporkan jumlah kematian perhari di seluruh Indonesia adalah 160 orang kemudian naik hingga ke akhir Desember menjadi 200-250 orang meninggal perhari.

DKI Jakarta dan Jawa Tengah mencatat kasus penyebaran terbanyak dengan jumlah yang meninggal tertinggi disusul oleh daerah-daerah lainnya seluruh Indonesia. Karena gentingnya, pemerintah mengambil sikap untuk menolak Warga Negara Asing masuk ke Indonesia mulai awal tahun 2021. Selanjutnya untuk mencegah penyebaran maka kerumunan orang banyak seperti di sekolah dan kampus tetap dibatasi.

Dengan demikian, diperlukan investasi teknologi yang lebih baik lagi bukan hanya bagi pihak penyelenggara pendidikan tetapi juga bagi para keluarga Indonesia. Pembelian perangkat komunikasi dan pembelajaran digital yang belum murah harganya menjadi satu beban arus kas keluarga sendiri.

7. Literasi dan edukasi keuangan keluarga syariah secara daring terus mendapatkan kesempatan dengan bantuan teknologi yang makin mudah diakses. Aktivitas talkshow, seminar dan pelatihan Sakinah Finance dalam 10 tahun terakhir diikuti oleh 24,000 orang, dengan pencapaian selama 9 bulan masa pandemi sebanyak 11,365 peserta yang biasanya setahun maksimal hanya mencapai 3,210 peserta. Hal ini menunjukan animo para keluarga Indonesia untuk membenahi keuangannya semasa pandemi semakin tinggi supaya keuangannya lebih syariah dan berkah. Semoga pasca pandemi semangat ini akan terus meningkat. 

Sebagai penutup, mari hadapi dampak Covid-19 dengan IMAN, AMAN DAN IMUN. IMAN dimaknai wajib menjalankan ibadah. AMAN artinya wajib mengikuti protokol Covid-19, dan IMUN artinya wajib memastikan imun tubuh. Ada 7 contoh sedekah sebagai bagian dari ibadah yang dapat kita tingkatkan di tahun 2021 ini seperti yang dikutip dari hadits Rasulullah SAW: ilmu yang bermanfaat yang disampaikan secara lisan atau tulisan, mendidik anak supaya menjadi anak yang soleh, mewariskan Al-Qur’an, membangun masjid, membangun rumah untuk musafir, mengalirkan air, membagikan harta secara ikhlas (HR Ibnu Majah No. 242). Wallahu a'lam bis-shawaab. Salam Sakinah!

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement