REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Badan Antikorupsi Arab Saudi (Nazaha) menangkap sejumlah pejabat tinggi. Otoritas Nazaha mengonfirmasi bahwa mereka telah membuka 12 kasus terpisah.
Satu kasus melibatkan pensiunan mayor jenderal dari Kepresidenan Keamanan Negara, mantan penasihat di Kementerian Dalam Negeri, pensiunan brigadir jenderal dari Kementerian Dalam Negeri, dan dua pengusaha serta dua penduduk berkebangsaan Arab.
“Yang pertama dan kedua mendirikan perusahaan dan memperoleh kontrak untuk penyediaan perangkat elektronik dengan Kementerian Dalam Negeri sejumlah (11 juta) riyal, dan yang pertama membayar sejumlah (1,6 juta) riyal untuk yang ketiga sebagai imbalan pemberian kontrak," bunyi pernyataan Nazaha tentang kasus pertama, dikutip laman Al Arabiya, Jumat (1/1).
“Yang pertama juga menerima sejumlah (7 juta) riyal sebagai imbalan untuk memberikan kontrak pasokan kepada sebuah perusahaan sejumlah (23.485.000) riyal, dan setuju dengan pengusaha lain untuk mendapatkan persentase dari keuntungan pasokan tersebut kontrak dengan Kepresidenan keamanan negara dengan imbalan mereka akan diberikan kepada perusahaannya sendiri," kata Nazaha.
Nazaha menegaskan akan memburu siapa pun yang mengeksploitasi jabatan publik untuk memperoleh keuntungan pribadi atau merugikan kepentingan publik. Nazaha mengatakan siap menempuh cara apa pun.
Nazaha adalah badan anti-korupsi pemerintah Arab Saudi yang didirikan pada 2011. November tahun lalu, entitas tersebut menangkap 226 orang yang terlibat dalam 158 kasus pidana korupsi. Ia juga memulai 120 kasus pidana terhadap 184 warga negara dan ekspatriat dalam beberapa pekan terakhir.