REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengawali tahun 2021 rakyat yang hidup di tengah Covid-19, kembali didera kesusahan. Beban hidup bagi rakyat bertambah. Makanan sehari-hari yang akrab menjadi menu wajid santapannya, yakni tahu, tempe, oncom dan sejenisnya menghilang dari lapak warung tempat mereka menghilangkan lapar.
Raibnya tempe dan tahu terlihat jelas ketika mengunjungi aneka Warung Tegal, Warung Masakan Padang, hingga tukang gorengan yang ada di kawasan Kebayoran Lama hingga Ciledug. Di tempat menu lauk pangan warung tersebut, kedua jenis lauk pauk makanan rakyat tak terlihat.
''Sejak tahun baru di Pasar sudah tak ada yang jual Mas. Pedagangnya ngomong tak ada lagi pengrajin tempe tahu yang buat. Mereka mogok,'' kata Mirna, seorang meilik Warung Padang di Kawasan Kebayoran Lama, Ahad (3/1).
Pernyataan yang sama juga ditegaskan para penjual makanan di warung makan yang lain. Di sebuah Warung Tegal yang ada di kawasan perbatasan Jakarta Barat- Tangerang berkata yang sama.
''Gak ada tempe tahu lagi. Sudah tiga hari nih. Gak ada yang jual. Katanya, kedelainya mahal banget,'' tegasnya.
Mememang semenjak awal tahun baru, entah mengapa penjual gorengan yang menjual tahu menghilang. Padahal mereka biasanya begitu rajin keliling kampung untuk menjajakan dagangannya dengan memakai mobil bak terbuka.
Alhasil, teriakan 'tahu goreng hanya lima ratus sebuah dan digoreng dadakan' mendadak raib. Begitu juga para pedagang gorengan yang mangkal di pinggir jalan. Menu tahu, tempe, hingga oncom serta makanan lain yang terbuat dari bahan kedelai mereka tak lagi sediakan.
''Mungkin para pembuatnya lagi liburan mas. Ini kan tahun baru,'' kata seorang pedagang gorengan pinggir jalan polos.