REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif The Jakarta Institute (TJI) Reza Fahlevi menilai, penunjukan Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai calon Kapolri tunggal ke DPR RI oleh Presiden Joko Widodo, merupakan keputusan tepat. Listyo merupakan ajudan Presiden Jokowi periode 2014-2016, dan pernah menjadi Kapolresta Solo.
Listyo bakal menggantikan Kapolri Jendral Idham Azis yang pensiun per 1 Februari 2021. Menurut Reza, pemilihan Listyo karena memiliki loyalitas kepada Presiden Jokowi dan bisa diterima berbagai kalangan.
"Kita tahu bersama jabatan Kapolri adalah salah satu jabatan strategis di Republik ini. Presiden Jokowi wajar saja memilih nama yang selain sudah teruji kapasitas dan rekam jejaknya," ujar Reza dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (14/1).
Reza menilai, Listyo merupakan sosok tepat untuk memimpin instansi Polri jika dilihat pengalaman di sejumlah posisi strategis. Hal itu bisa menjadikan Polri semakin profesional, modern, dan terpercaya (promoter).
"Sejumlah kasus besar di negeri ini berhasil diungkap Komjen Listyo. Dua diantaranya adalah, penangkapan pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan. Itu beberapa bukti rekam jejaknya yang moncer," ucap Reza.
Jajaran Bareskrim Polri di bawah kepemimpinan Komjen Listyo juga berhasil membongkar sederet kasus narkoba besar sepanjang Januari hingga April 2020. Yang terbaru, mantan ajudan Presiden Jokowi tersebut telah menangkap Djoko Tjandra, buronan 11 tahun terpidana kasus cessie Bank Bali.
"Berbagai prestasi Komjen Listyo merupakan wujud pengabdiannya menjalankan tugas negara sebagai aparatur penegak hukum. Beliau datang untuk mengemban tugas demi menjamin keamanan masyarakat Indonesia sejak dirinya meniti karir dari bawah di Polri," kata Reza.
Reza optimistis, ke depannya dengan berbagai tantangan permasalahan Indonesia yang semakin berat, seperti kejahatan narkoba, terorisme, gangguan keamanan nasional, stabilitas politik, serta sejumlah permasalahan lain yang selalu diributkan di Indonesia bisa diatasi dengan baik.
Pengalaman Listyo selama jadi Kapolda Banten yang selalu mendekatkan diri kepada masyarakat dan ulama juga merupakan modal penting untuk memimpin Polri. Menurut Reza, pola pendekatan diri kepada para ulama dengan metode dialog dari pintu ke pintu itulah strategi efektif yang pernah dilakoni Listyo.
"Ini menjaga keharmonisan umat beragama di Banten saat itu yang relevan untuk direplikasi di nasional jika beliau sudah dilantik menjadi Kapolri," tuturnya.