Jumat 15 Jan 2021 05:55 WIB

Unta Rasulullah yang Enggan Makan Minum Usai Beliau Wafat

Rasulullah SAW memiliki unta yang dinamakan dengan Qaswa

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Rasulullah SAW memiliki unta yang dinamakan dengan Qaswa. Ilustrasi unta
Rasulullah SAW memiliki unta yang dinamakan dengan Qaswa. Ilustrasi unta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rasulullah SAW memiliki unta bernama Al-Qaswa. Unta yang dibeli dari Abu Bakar Ash-Shiddiq ini diberi nama demikian karena larinya cepat. Unta Qaswa juga disebut Al-Adba yang artinya memiliki celah pada telinganya karena terputus.

Selain itu, Adba juga berarti kuat. Julukan lainnya adalah Jad'a yang berarti menerima makanan apa saja, dan Ashba yang berarti memiliki prinsip. Unta Qaswa juga dikenal cerdas dan sangat waspada.

Dilansir dari laman Mawdoo, Abd al-Wahhab al-Thaqafi menjelaskan bahwa Qaswa adalah unta yang terlatih. Saat Rasulullah SAW wafat, Qaswa tidak mau makan maupun minum, padahal unta tersebut dikenal makannya banyak.

Qaswa sedih ketika kaum kafir Quraisy berbuat buruk pada binatang apalagi jika ke unta. Dia sedih saat Rasulullah SAW disakiti atau bahkan diancam. Qaswa pernah membayangkan bahwa bila dia manusia maka akan jadi orang pertama yang membenarkan perkataan Nabi Muhammad SAW.

Qaswa juga turut menjadi saksi perjuangan Nabi SAW karena ikut hijrah ke Habasyah melawan kafir Quraisy. Termasuk saat hijrah ke Madinah sampai kemudian kembali merebut Kota Makkah beserta Ka'bah.

Unta Qaswa ini lahir di kampung Bani Qusyair dengan warna kulit merah, dan ada percampuran warna putih dan hitam dengan lebih didominasi putih. Qaswa menemani Nabi SAW selama 11 tahun dan mati pada usia 15 tahun.

Qaswa merupakan satu-satunya kendaraan yang kuat menahan beban wahyu Allah SWT. Dia juga menjadi penentu saat memilih tempat tinggal dan lokasi pembangunan Masjid Nabawi saat tiba di Madinah.

Rasulullah SAW menyerahkan penentuannya pada unta kesayangannya, Qaswa, agar tidak ada kalangan Anshar yang iri. Di mana Qaswa berhenti dan duduk, di situlah Rasul SAW akan membangun tempat ibadah dan rumahnya. Setelah sampai di depan rumah Abu Ayyub al-Anshari, unta tersebut berhenti. Kemudian, dipersilakan oleh Abu Ayyub al-Anshari tinggal di rumahnya.

Setelah tinggal beberapa bulan di rumah Abu Ayyub al-Anshari, Nabi SAW mendirikan masjid di atas sebidang tanah yang sebagian milik As’ad bin Zurrah yang diserahkan sebagai wakaf dan sebagian lagi milik dua anak yatim bersaudara, Sahl dan Suhail bin 'Amr. Inilah cikal bakal pembangunan Masjid Nabawi yang saat itu berukuran sekitar 50x50 meter dengan tinggi atap sekitar 3,5 meter. 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement