REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sistem kesehatan bisa lumpuh jika angka keterisian tempat tidur di rumah sakit telah mencapai di atas 80 persen selama beberapa hari. Selain itu, sistem kesehatan yang lumpuh juga ditandai banyaknya pasien yang tak tertangani di ruang isolasi dan ICU karena terbatasnya fasilitas di rumah sakit.
Menurut Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, lonjakan kasus positif yang mencatatkan rekor barunya selama empat hari berturut-turut sejak Rabu (13/1) hingga Sabtu (16/1) kemarin harus diwaspadai. Ia mengatakan, lonjakan kasus positif ini dapat menyebabkan tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) semakin tinggi.
Ia pun mengkhawatirkan kondisi ini akan menyebabkan sistem kesehatan di Indonesia menjadi lumpuh. “Pasien non-Covid-19 juga tidak bisa mendapatkan pelayanan kesehatan lagi karena fasilitasnya penuh, tenaga kesehatannya tidak ada lagi yang tersisa untuk melayani lagi atau ‘fully occupied’,” kata dia saat dihubungi Republika, Ahad (17/1).
Karena itu, Wiku mengatakan, lonjakan kasus positif harian harus segera ditekan. Berbagai upaya pencegahan penularan pun harus benar-benar dilakukan sehingga efektif menurunkan kasus baru.
Ia juga mengingatkan masyarakat agar menjaga penularan Covid-19 dengan meningkatkan kedisiplinan protokol kesehatan. “Masyarakat diimbau agar tetap patuh protokol kesehatan dan peraturan PPKM di masing-masing daerahnya agar kasus dapat ditekan,” tambah dia.
Masyarakat perlu berperan karena peningkatan angka kasus positif tersebut menunjukkan masih tingginya tingkat penularan Covid-19 di masyarakat. “Itu juga merupakan refleksi dari tingkat penularan yang masih tinggi. Semoga dengan PPKM dapat menurunkan penularan yang ada,” ujar Wiku.
Wiku mengaku masih belum mendapatkan data lengkap terkini mengenai tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit saat ini. Namun pada Selasa (12/1), Satgas melaporkan tingkat keterisian tempat tidur di DKI Jakarta telah mencapai 82 persen, Banten sebesar 81 persen, DIY sebesar 78 persen, Jawa Barat sebesar 75 persen, Jawa Timur sebesar 71 persen, Sulawesi Selatan mencapai 71 persen, dan Jawa Tengah sebesar 71 persen.
Sejak Rabu (13/1), lonjakan kasus positif terjadi dan penambahan kasus mulai memecahkan rekornya selama empat hari berturut-turut. Yakni sebesar 11.278 kasus pada Rabu, 11.557 kasus pada Kamis (14/1), 12.818 kasus pada Jumat (15/1), dan mencapai rekor tertingginya pada Sabtu (16/1) yang sebesar 14.224 kasus baru. Sedangkan pada Ahad (17/1), Satgas melaporkan penambahan kasus baru sebanyak 11.287.