REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia saat ini tengah berduka karena bencana alam yang terus menerus terjadi pada awal 2021 ini. Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito pun mengingatkan potensi penularan Covid-19 saat bencana terjadi semakin tinggi, khususnya di lokasi pengungsian.
“Daerah yang sekaligus berada pada zonasi merah dan kuning harus melakukan persiapan yang lebih mengingat laju penularan yang tinggi di mana pengungsian sebagai daerah yang riskan terjadinya penularan,” jelas Wiku saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (18/1).
Satgas meminta, pemerintah baik pusat maupun daerah menyiapkan berbagai langkah pencegahan penularan di lokasi pengungsian bencana. Selain itu, ia juga mengingatkan para petugas dan relawan bencana agar tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan selama bertugas membantu para korban terdampak.
“Kami ingatkan kembali agar petugas dan relawan dapat tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan agar tidak jatuh sakit saat menjalankan tugas,” tambahnya.
Sejak 1 hingga 18 Januari ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat terjadi 154 bencana alam di berbagai daerah. Mayoritas bencana alam yang terjadi di masa pandemi Covid-19 ini yakni berupa banjir, angin ribut, dan juga longsor.
“Dari sekian banyak bencana alam, sudah merenggut 140 korban jiwa dan 776 orang luka-luka,” ujar Wiku.
Bencana alam disebabkan karena cuaca ekstrim dan tingginya curah hujan akhir-akhir ini sehingga menyebabkan banjir di beberapa tempat, seperti Malang dan Puncak Bogor. Wiku pun mengimbau agar masyarakat meningkatkan kewaspadaannya mengingat secara geografis dan geologis, Indonesia merupakan daerah rawan bencana alam.
Satgas Penanganan Covid-19 pun menyampaikan rasa duka cita atas bencana yang terjadi bertubi-tubi di tengah pandemi ini.“Sesuai dengan surat edaran yang dikeluarkan Kemendagri, pemerintah daerah juga diharapkan mampu meningkatkan kewaspadaan dan mengaktifkan serta memobilisasi segala kekuatan dalam rangka penanggulangan bencana,” jelas dia.