REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (BKF Kemenkeu) Febrio Kacaribu menyebutkan, ekonomi Indonesia memiliki modal kuat untuk pulih pada tahun ini. Proyeksi tersebut berkaca dari defisit anggaran, rasio utang publik dan berbagai indikator ekonomi lainnya yang sudah menunjukkan perbaikan.
Febrio menuturkan, kontraksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pun sudah menampakkan tren perbaikan. Kontraksi pada kuartal ketiga membaik dibandingkan kuartal sebelumnya yang diharapkan kembali terjadi di kuartal terakhir 2020.
"Ini bisa jadi modal kita untuk masuk di 2021, punya optimisme untuk mengelola perekonomian kita bersama," katanya dalam Webinar Akselerasi Pemulihan Ekonomi pada Selasa (26/1).
Salah satu indikator yang disebutkan Febrio adalah defisit APBN. Ia menambahkan, dalam konteks melakukan respon secara fiskal, defisit kas negara Indonesia yang mencapai 6,1 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sepanjang 2020 masih lebih baik dibandingkan banyak negara. Tidak terkecuali di kawasan ASEAN maupun G20.
"Defisit mereka sangat dalam, bahkan double digit. Jika dibandingkan kita, kita relatif cukup resilient dibandingkan banyak negara," ujar Febrio.